Ramai Tuyul Ojek Online, Kenapa Belum Dianggap Serius

Seminar Fenomena Tuyul OJek Online
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Permasalahan order fiktif atau dikenal dengan istilah tuyul pada aplikasi transportasi daring dianggap belum ditangani dengan baik. Salah satu alasannya diduga karena masalah tersebut belum terlalu besar. 

"Tapi pasti belum sampai tulang, jadi ancaman tuyul order fiktif belum (diseriusi). Sekarang ini masih sampai daging belum sampai sana," ujar Presidium Masyarakat Transportasi Indonesia, Muslich Zainal Asikin, di Jakarta, Selasa 5 Juni 2018. 

Kerugian akibat praktik tuyul ini memang belum masif. Pengguna, misalnya hanya dirugikan  dari sisi waktu, sedangkan dari jumlahnya juga belum terlalu banyak dibandingkan sopir ojek daring yang ada. Namun untuk perusahaan, insentif jadi percuma karena diberikan pada sopir tanpa kerja keras. 

"Lebih parah order fiktif fake GPS, manipulasi yang dilakukan oknum bisa menurunkan juga insentif yang harusnya tidak dibayarkan. Beberapa perusahaan online mengeluh 'kalau berlanjut ini jadi tidak sehat'," jelas pengamat ekonomi INDEF, Bhima Yudistira. 

Bhima menyatakan, sebaiknya perusahaan layanan transportasi daring harus memberikan tindakan tegas kepada mitra agar menimbulkan efek jera. Kalau bisa, sopir yang mengoperasikan tuyul diputus kemitraannya. 

Kepolisian juga, kata Bhima, harus menindak hukum dan mengajak sopir ojek daring secara preventif.

Pengamat keamanan siber, Pratama Persadha menyatakan, layanan transportasi daring harus mengubah sistem server yang ada sekarang, agar tidak terkena semacam order fiktif tersebut.

"Gampang sekarang pakai fake GPS bisa, kelemahan ini harus segera ditutupi," tuturnya.

Driver Ojol Kembalikan iPhone Paspampres yang Jatuh di Pinggir Jalan
Polda Jatim merilis kasus transaksi fiktif yang merugikan Gojek

2 Eks Driver Online Bikin Ratusan Ribu Order Fiktif, Setahun Raup Rp 2,2 M

Dua orang warga Sidoarjo bekas driver online, membuat lebih dari seratus ribu order fiktif yang merugikan Go To Gojek Tokopedia Rp 2,2 miliar

img_title
VIVA.co.id
7 September 2023