Persekusi Neno Warisman Bikin #2019GantiPresiden Memuncak

Massa penolak aksi #2019GantiPresiden berkumpul di depan Hotel Majapahit, tempat Ahmad Dhani menginap di Surabaya.
Sumber :

VIVA – Pengadangan dan pelarangan deklarasi #2019GantiPresiden di Pekanbaru, Riau dan Surabaya Jawa Timur membuat hashtag tersebut makin populer dan memuncak di dunia maya. 

Video Toyota Calya Terjebak di Lumpur, Ada Cara Aman untuk Lolos

Dengan adanya insiden akhir pekan kemarin, #2019GantiPresiden mencetak rekor. Sebab insiden akhir pekan kemarin itu menghasilkan total percakapan tertinggi #2019GantiPresiden sepanjang munculnya hashtag tersebut di media sosial. 

Kesimpulan itu didapatkan dari pengukuran Drone Emprit yang dikembangkan analisis media sosial Ismail Fahmi.

Video Anak Kecil Mengendarai Sepeda Motor, Ada Risiko Hukumnya

Dari analisis media sosial menggunakan Drone Emprit, Ismail menemukan, insiden #2019GantiPresiden akhir pekan kemarin melambungkan hashtag tersebut menjadi 4,7 kali lipat dibanding dengan saat viral dan memuncaknya hashtag tersebut pada 9 April lalu.

Ismail mengatakan, total percakapan dalam bentuk mention di Twitter atas insiden #2019GantiPresiden kemarin mencapai 177 ribu mention, bandingkan dengan viral pertama #2019GantiPresiden pada 9 April yang mana total mention cuma 37 ribu. Pada 9 April lalu, hashtag #2019GantiPresiden memuncak karena komentar Jokowi di depan relawannya atas hashtag tersebut.

Akibat Rem Mendadak, Pengendara Motor Tabrak Pikap hingga Terjungkal

"Dibandingkan dengan pada saat Jokowi memberi komentarnya, penghadangan ini telah menyumbangkan 4,7 kali lipat volume percakapan," tulis Ismail pada akun Facebooknya dikutip Senin 27 Agustus 2018.

Percakapan #2019GantiPresiden, kata Ismail, memiliki beberapa momen puncak. Setelah muncul pertama kali pada 9 Maret lalu, hashtag ini pertama kali viral dan memuncak saat dikomentari Jokowi.

Momen puncak kedua hashtag ini beriringan saat terjadi insiden persekusi massa anti #2019GantiPresiden peserta Car Free Day pada 29 April 2018. Percakapan hashtag yang dihasilkan dampak insiden CFD yakni 76 ribu mention

Hashtag tersebut tak selamanya 'menumpang' insiden. #2019GantiPresiden kembali viral pada 6 Mei 2018 saat deklarasi nasional di kawasan Monumen Nasional. Total percakapan hashtag ini pada tanggal tersebut mencapai 82 ribu mention

Setelah itu percakapan ini, kata Ismail, hashtag tersebut menurun dibanding sebelumnya. Deklarasi #2019GantiPresiden di berbagai kota di Indonesia tak menghasilkan percakapan yang viral. 

"Deklarasi ini tak terlalu tinggi volume percakapannya. Bahkan peluncuran lagu #2019GantiPresiden pada 7 Juni tidak menghasilkan percakapan yang lebih tinggi dari tiga peristiwa sebelumnya, yaitu 22 ribu mention," ujarnya.

Data Drone Emprit menunjukkan, deklarasi di Medan pada 22 Juli menghasilkan 18 ribu mention, insiden pencekalan Neno Warisman jelang deklarasi di Batam pada 28 Juli hanya menghasilkan percakapan 35 ribu mention.

Hashtag ini naik kembali saat pendaftaran capres cawapres pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Setelah pendaftaran itu, percakapan #2019GantiPresiden menghasilkan total percakapan 36 ribu mention pada 13 Agustus.

Berdasarkan data dan tren tersebut, Ismail menganalisis, sebuah topik bakal menjadi viral percakapan jika mengandung peristiwa yang sifatnya dramatis, ada kelompok yang menjadi korban dan berhadapan dengan aspirasi publik. 

Ismail menuturkan, berdasarkan data dan momen #2019GantiPresiden tersebut, hashtag tidak akan menjadi viral dan populer. Lihat saja deklarasi hashtag tersebut tak menghasilkan percakapan yang tinggi. Namun lain halnya, jika hashtag tersebut disikapi dengan keras maka data menunjukkan percakapan akan meninggi. 

"Jika dilakukan penghadangan dan pelarangan khususnya oleh aparat, dan langsung berhadapan dengan massa, malah menyebabkan gaungnya berlipat-lipat kuatnya. Oleh karena itu, jika ingin membuat gaung deklarasi tidak besar, normal-normal saja, sebaiknya jangan diganggu. Dibiarkan saja, dicuekin," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya