Gara-gara Trump, Produk Apple Terancam Naik Harga

Donald Trump kritik negara-negara anggota NATO
Sumber :
  • Matt Dunham/Pool via REUTERS/File Photo

VIVA – Saham pemasok Apple merosot di seluruh Asia pada Senin lalu. Melorotnya saham itu dampak dari postingan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengharuskan Apple membuat produknya di Amerika, jika ingin menghindari tarif pada impor China. 

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Komentar Trump itu muncul, setelah melihat manuver yang Apple mengatakan kepada pejabat perdagangan AS bahwa tarif yang diusulkan dalam perang dagang dengan China mampu berefek pada harga untuk berbagai macam produk Apple, termasuk Apple Watch. Namun, Apple tidak menyebut dampaknya pada harga iPhone dalam perang dagang dengan China. 

Dilansir laman Reuters, Selasa 11 September 2018, saham pemasok Apple yang berada di China, yaitu Luxshare Precision, Shenzhen Sunway Communication dan Suzhou Dongshan Precision Manufacturing dilaporkan turun hingga 10 persen. 

Istri Wali Kota Bogor Ajak Masyarakat Dukung Produk Lokal

Sedangkan perusahaan asal Taiwan, ASE Technology Holding mengalami penurunan 2,9 persen.

Selain itu, AAC Technologis yang berada di Hong Kong, juga mengalami penurunan lebih dari lima persen. Perusahaan ini memasok komponen akustik dan teknologi haptik yang mampu membuat pengguna menerima sensasi antarmuka produk iPhone, iPad dan Apple Watch. 

BI Catat Modal Asing Kabur dari RI Pekan Keempat April Capai Rp 2,47 Triliun

Salah seorang Analis dari Cathay Futures Consultant Taiwan, Chien Bor-yo mengatakan, rantai pasokan komponen Apple akan mengalami pukulan telak, jika Amerika Serikat menaikkan tarif produk impor China. 

"Orang akan punya kekhawatiran mengenai pasar saham. Ini bukan pasar penjual, tetapi juga bukan pasar pembeli. Tidak ada yang tahu mengenai seberapa dalamnya," ujarnya. 

Pemerintah AS mengusulkan kenaikan impor China. Langkah ini membuat sektor teknologi terancam, karena akan membuat harga komponen produk menjadi mahal. Sektor teknologi terancam akan kehilangan US$200 miliar atau Rp 2.970 triliun dari kebijakan baru itu. 

Trump mengancam akan menggebrak tarif seluruh impor China ke Amerika Serikat. Jika benar terjadi, akan mengancam lebih dari US$267 miliar atau Rp 3.965 triliun barang. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya