- Iconfinder
VIVA – Kita semua pasti pernah merasakan bagaimana tersiksanya karena harus menahan kentut. Namun, ternyata menahan kentut akan mengarah pada peningkatan tekanan dan ketidaknyamanan.
Pembentukan gas usus dapat memicu distensi abdomen, dengan beberapa gas diserap ke dalam sirkulasi dan dihembuskan dalam napas.
Dilansir dari Science Alert, Rabu 12 September 2018, menahan kentut terlalu lama sama saja dengan membangun gas usus, yang pada akhirnya, akan menyebabkan kentut tidak terkendali.
Flatus atau kentut mengacu pada gas usus yang masuk ke rektum karena proses percernaan dan metabolisme tubuh.
Proses tersebut menghasilkan gas, disebut sebagai asam lemak yang diserap kembali dan digunakan dalam jalur metabolisme yang terkait dengan kekebalan dan mencegah perkembangan penyakit.
Penelitian ini melibatkan 10 orang dewasa sehat. Dalam waktu 24 jam semua kentut yang mereka keluarkan akan dikumpulkan di kateter rectal. Mereka akan tetap makan secara normal dan juga harus konsumsi 200 gram kacang panggang.
Peserta menghasilkan 705 mililiter gas dalam 24 jam, berkisar dari 476 ml hingga 1.490 ml per orang. Gas hidrogen diproduksi dalam volume 361 ml dan karbondioksida 68 ml.
Pria dan wanita menghasilkan delapan kentut dalam sehari. Volumenya bervariasi antara 33 ml dan 125 ml. Saat tidur tubuh juga menghasilkan gas, namun tidak sebanyak pada siang hari.
Gas dari usus berasal saat manusia menelan angin dan ketika asam lambung bercampur dengan bikarbonat di usus kecil.
Peneliti juga mengidentifikasi dalam percobaan lanjutan, bantalan beralas arang dapat membantu mengurangi bau.
Yang terbaik adalah saat Anda ingin buang angin ialah pindah ke tempat yang lebih nyaman, berhasil atau tidak hal tersebut harus dilakukan untuk kesehatan pencernaan. (ren)
Pendeta Brian Siawarta Ungkap Alasan Mengejutkan Tentang Tatonya
Terkait dengan penampilannya sebagai seorang pendeta dengan tato, Brian Siawarta angkat bicara. Diungkapnya, sebelum mengenal Tuhan dirinya memiliki penampilan yang rapih
