Mencari Solusi dari 'Kacamata' Cloud

SAP Cloud.
Sumber :
  • Viva.co.id/Avra Augesty

VIVA – SAP, penyedia perangkat lunak aplikasi untuk perusahaan asal Jerman, punya generasi terbaru dari platform software-as-a-service (SaaS) bernama SAP Analytics Cloud untuk perencanaan, analisis, serta pengelolaan kinerja bisnis.

Harga Emas Hari Ini 25 April 2024: Produk Antam Melorot, Global Bervariasi

Menurut Managing Director SAP Indonesia, Andreas Diantoro, platform ini menyediakan kecerdasan bisnis (business intelligence/BI), kemampuan prediksi, dan perencanaan dalam satu perangkat tunggal.

Dengan menggunakan platform berbasis cloud ini maka data bisa dianalisis dan divisualisasikan untuk menghasilkan rekomendasi yang inovatif.

Ternyata Vidi Aldiano Suka Berburu Free Ongkir dan Selalu Menang War Produk

"Kita harus terbiasa dengan teknologi terbaru untuk menemukan solusi baru. Di sinilah tantangannya," kata Andreas di Jakarta, Kamis, 13 September 2018.

Untuk itulah, SAP bersama ASEAN Foundation menggelar kompetisi ASEAN Data Science Explorers (ADSE) bagi mahasiswa yang bertujuan menambah wawasan dan ide-ide inovatif.

Kembangkan Produk Urea dan Amonia, Pupuk Indonesia Gandeng BUMN Brunei BFI

Andreas menuturkan bahwa kompetisi bertajuk 'Anak Muda Masa Kini untuk Masa Depan Dunia', ini juga dimaksudkan agar para mahasiswa mampu menemukan solusi serta menangani isu-isu sosial dan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.

"ADSE merupakan langkah pertama bagi anak muda Indonesia untuk bekerja memecahkan masalah dunia dengan menggunakan data dan analisis yang dapat diukur secara nyata,” tuturnya.

Dengan menggunakan SAP Analytics Cloud, Andreas menambahkan, para kontestan didorong untuk mengembangkan wawasan berbasis data yang menyoroti berbagai isu di ASEAN yang dibahas dalam Enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Seluruh peserta kompetisi ini akan memperoleh akses ke data ASEAN serta platform SAP Analytics Cloud, yang memungkinkan mereka menganalisis data dan mendapatkan wawasan.

Adapun penilaian ini didasarkan pada tiga kriteria yakni relevansi dan kredibilitas data, kualitas wawasan analitis, dan kelayakan solusi yang direkomendasikan untuk masalah yang ditangani oleh masing-masing proyek.

Alhasil, Tim OWL dari Universitas Bina Nusantara berhasil sebagai juara di Babak Final Tingkat Nasional. Sementara itu, posisi runner-up pertama diberikan kepada Tim Gray Matters, dan runner-up kedua, diraih Tim Ganesha. Keduanya berasal dari Institut Teknologi Bandung. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya