Twitter Imbau Warganet Stop Sebar Hoax Soal Gempa Palu

Prajurit TNI menggendong pengungsi berusia lanjut korban gempa dan tsunami di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Pascabencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu, Mamuju, dan Donggala, Jumat, 28 September 2018 lalu, informasi palsu alias hoax, ramai beredar di internet. Penyebarannya melalui beragam platform chatting, media sosial, maupun situs.

Pemkab Garut Berlakukan Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Peredaran informasi palsu tersebut tentu saja berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat. Baik yang menjadi korban, maupun keluarga yang berada di luar lokasi bencana.

Untuk menangkal penyebaran konten hoax tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika, terus melakukan pemantauan siber. Hal ini bertujuan agar dapat segera memberi klarifikasi kepada masyarakat, terkait benar atau tidaknya suatu informasi yang beredar.

BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta

Salah satu contoh kabar hoax yang tersebar luas melalui pesan berantai, yaitu tentang retaknya Bendungan Bili-bili di Mamuju. Setelah dicek oleh Kepolisian, ternyata itu tidak benar.

Tak hanya Kemenkominfo, rupanya Twitter Indonesia juga tak mau berpangku tangan dalam menyajikan kabar yang akurat dan terpercaya seputar Palu-Donggala.

Jumlah Rumah Rusak Akibat Gempa Garut Bertambah Jadi 110

Kontribusi platform media sosial berlogo burung biru tersebut, berupa unggahan yang mengumumkan informasi penting terkait kebutuhan bantuan, donasi, dan pencarian orang hilang di Palu-Donggala.

Cuitan itu diunggah pada Senin, 1 Oktober 2018. Twitter juga mengajak pada warganet agar bersikap bijaksana dalam menggunakan medsos. Jika tidak yakin dengan kebenaran suatu informasi, lebih baik tidak usah disebarkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya