Kenapa Saat Pergantian Musim Banyak Orang Kena Flu dan Batuk?

Ilustrasi flu saat musim hujan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Hujan sering turun beberapa hari belakangan ini. Bagaimana kondisi kesehatanmu? Sepertinya sudah jadi hal yang lumrah kala pergantian musim, flu dan batuk melanda banyak orang.

Pemilik Mobil Ini Niat Curhat karena Merasa Terzalimi Pengendara Lain, Eh Malah Kena Hujat

Coba perhatikan sekitarmu. Mungkin ada anggota keluarga, teman, atau rekan kerja, yang terserang flu dan batuk di masa ini. Atau malah kamu sendiri?

Sebenarnya kenapa sih, pergantian musim seolah tak bisa lepas dari serangan penyakit itu? Meski tergolong sakit ringan, tetap saja mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi jika virusnya awet, bikin enggak sembuh-sembuh.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Seperti kita tahu, saat pergantian cuaca, suhu udara berubah cukup dramatis. Dari yang awalnya panas, kini cenderung dingin. Akan tetapi, perubahan suhu ini bukan penyebab langsung dari penyakit flu dan batuk.

Dr. Benjamin Kaplan, ahli penyakit dalam di Orlando Health di Florida, menerangkan, "Perubahan suhu itu memungkinkan kelompok virus untuk berkembang, dan virus-virus inilah yang membuat orang sakit," katanya seperti dikutip dari laman Live Science, 9 November 2018.

Waspada Leptospirosis di Musim Hujan dan Banjir: Kenali Gejalanya Segera!

"Banyak penelitian menunjukkan bahwa rhinovirus dan coronavirus adalah dua agen utama flu biasa. Yang menarik, mereka berkembang dalam cuaca yang lebih dingin," kata Kaplan menambahkan.

Demikian pula, virus influenza bereplikasi dan menyebar paling efektif ketika udara dingin dan kering, "Karena itu, orang cenderung terkena flu di musim dingin," katanya.

Untuk menghindari sakit, sebaiknya ikuti saran berikut ini: "Mencuci tangan dengan baik, berolahraga, makan dengan sehat dan pastikan untuk tidur malam dengan nyenyak setidaknya 6 hingga 8 jam," kata Kaplan.

Selain itu, jangan tertipu dengan obat tanpa resep, termasuk Echinacea, vitamin C, dan seng. “Obat-obat itu tidak efektif untuk mencegah atau menyembuhkan pilek,” kata Kaplan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya