Ilmuwan Buktikan Vaksin MMR Tak Sebabkan Autis

Vaksin Campak dan Rubella (MR).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

VIVA – Banyak dari kalangan orangtua yang ragu dalam pemberian vaksin untuk anaknya. Terlebih rumornya vaksin menyebabkan autis pada anak. Namun, sebuah penelitian baru menyingkirkan rumor tersebut, membuat orangtua harus menghapus rasa curiganya itu. 

Komnas KIPI, Sebut Penyakit TTS akan Muncul 4 Sampai 42 Hari Setelah Vaksin AstraZeneca Disuntikkan

Dilansir dari laman Metro, Rabu 6 Maret 2019, ilmuwan baru-baru ini mempublikasikan hasil investigasi terhadap anak beserta ibunya yang lahir di Denmark. Ada 650 ribu lebih anak yang lahir pada periode 1999-2010 di Denmark yang diteliti. 

Mereka adalah golongan yang menerima vaksin Measles, Mumps, dan Rubella (MMR). Sebagian besar anak-anak yang menerimanya kebal terhadap campak, gondok, dan rubella. Hanya 6.517 yang didiagnosis autis. 

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Para ilmuwan menyimpulkan, vaksin MMR tidak meningkatkan risiko autis, memicu autis, dan tidak terkait dengan kasus autis setelah dilakukan vaksin. 

Dalam sebuah pernyataan, American College of Physicians menuliskan, autis yang dikaitkan dengan vaksin campak, gondong, dan rubella, terus menyebabkan kekhawatiran. Ada beberapa orangtua yang menentang penggunaan vaksin. 

Bagaimana Kaitan Vaksin AstraZeneca yang Sebabkan TTS Pada Penerimanya?

"Saat ini ada peningkatan penyakit campak yang mengkhawatirkan di Eropa dan Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan, penolakan vaksin sebagai salah satu dari 10 ancaman teratas terhadap kesehatan global," tulisnya. (art)

Kota Suci Mekkah.

Terpopuler: Kebiasaan yang Tidak Boleh Dilakukan di Mekkah sampai Alasan ke BaliSpirit Festival

Round-up dari kanal Lifestyle pada Sabtu, 4 Mei 2024. Salah satunya mengenai beberapa kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak boleh dilakukan di Mekkah.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024