Ilmuwan Temukan Spesies Baru Dinosaurus di Australia

Ilustrasi Dinosaurus
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Arkeolog baru-baru ini menemukan fosil spesies baru dinosaurus saat menggali batuan berumur 125 juta tahun di Victoria, Australia. 

Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia

Mereka menemukan lima rahang atas fosil yang menyerupai lambung kapal terbalik yang disebut galleon. Spesies itu kemudian dinamai Galleonosaurus dorisae. Diambil dari nama penemu, ahli paleontologi Doris Seegets-Villiers. 

Dilansir dari Live Science, Selasa, 12 Maret 2019, berdasarkan analisis tulang menunjukkan bahwa dinosaurus tersebut berasal dadi keluarga ornithopod. Ornithopod adalah dinosaurus pemakan tumbuhan yang memiliki kaki seperti burung dan berjalan dengan kaki belakangnya.

Turis Australia Ngeluh Terjangkit DBD di Bali, Menkes Bilang Harusnya Bersyukur

"Dinosaurus kecil ini akan menjadi pelari lincah dengan kaki belakang mereka yang kuat," kata pemimpin penulis studi, Matthew Herne, seorang rekan pascadoktoral di Universitas New England, dalam sebuah pernyataan.

Fosil tersebut terkubur dalam sedimen vulkanik yang kemungkinan terbawa aliran sungai dari gunung berapi timur yang aktif selama zaman Kapur. 

Media Asing Sebut Penampilan Timnas Vietnam Jauh di Bawah Indonesia: Sangat Kontras

"Sedimen yang tersapu oleh sungai ke lembah, menciptakan dataran banjir sungai berhutan di mana dinosaurus seperti Galleonosaurus dan banyak jenis dinosaurus dan hewan lainnya berkembang," kata Herne kepada Live Science.

Temuan baru ini, menurut peneliti, dapat memberi informasi mengenai zaman ketika dunia masih menjadi satu daratan dan pertukaran spesiesnya.

"Hubungan darat (jembatan darat) antara Australia dan Amerika Selatan, melalui Antartika, pasti tersedia untuk kelompok dinosaurus pada masa Cretaceous yang menghasilkan hubungan genetik yang lebih dekat antara dinosaurus di benua ini, daripada antara dinosaurus di tempat lain," kata Herne.

Para peneliti melaporkan temuan mereka pada 11 Maret 2019 di Journal of Paleontology.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya