Internet 5G akan Membuka Akses ke Dunia Maya Tiga Dimensi

Ilustrasi virtual reality
Sumber :
  • Entrepreneur

VIVA – Teknologi Virtual Reality membutuhkan jaringan 5G, untuk bisa tetap terhubung saat menggunakannya. Namun, dengan ketersediaan jaringan yang ada saat ini, membuat penggunaan VR menjadi agak sulit.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

"Salah satu problem VR, karena konsumsi datanya luar biasa. Semua orang dengan perangkat yang dia miliki, berusaha untuk lebih bersosial dengan orang lain. Kita pake alat-alat ini, supaya kita tidak terputus dengan dunia. Tapi, alat VR saat ini bikin kita disconnected," ujar Founder OmniVR, Nico Alyus di Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Nico mengatakan, VR menghubungkan para penggunanya untuk bertemu, belajar hingga berkencan secara real time. Nantinya setelah VR digunakan secara meluas, bisa saja kegiatan sehari-hari dilakukan dengan menggunakan teknologi VR.

7 Destinasi Lokasi Syuting Film dengan Budget Besar yang Wajib Dikunjungi di Dunia

Ketersediaan 5G yang bisa mendukung semua aktivitas itu, bisa membuat streaming menjadi lebih cepat. Menurutnya, pengembang VR di dunia, termasuk Indonesia sangat menunggu kehadiran 5G.

"Semua orang bisa pakai, bisa akses. Meski, kami tahu 2-3 tahun lagi mungkin baru di Indonesia," tuturnya.

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Perangkat VR yang saat ini tersedia, cukup besar dan berat. Nico mengatakan, kemungkinan nantinya perangkat VR akan semakin kecil seperti kacamata.

Untuk kehadiran perangkat yang lebih kecil dan adopsi seperti orang menggunakan mobile phone saat ini, menurut Nico membutuhkan lima hingga 10 tahun lagi.

dr. Roy Panusuan Sibarani, Chief Officer dari Diabetes Initiative Indonesia

783 Juta Orang Akan Menderita Diabetes Tahun 2045

Federasi Diabetes Internasional memperkirakan bahwa 783 juta orang di seluruh dunia akan hidup dengan diabetes pada tahun 2045.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024