Tokopedia Pastikan Tidak Ada Kebocoran Data Transaksi Pelanggan

Tokopedia.
Sumber :

VIVA – Tokopedia sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di media sosial. Hal ini, lantaran adanya kebocoran data pengguna yang jumlahnya mencapai 15 juta akun, bahkan disebut data itu telah dijual di dark web.

Unicorn milik William Tanuwijaya itu sudah mengonformasi, bahwa perusahaan tengah melakukan investigasi dan informasi terkininya adalah tidak ada kebocoran data pembayaran yang dilakukan oleh para pengguna.

"Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO di Tokopedia tetap terjaga keamanannya," ujar VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak dalam keterangan resmi, Minggu, 3 Mei 2020.

Sebelumnya perusahaan besutan William Tanuwijaya ini mengakui adanya upaya pencurian data. Namun data penting pengguna seperti password berhasil dilindungi oleh tim keamanan Tokopedia.

Meski begitu, Nuraini menyarankan pengguna untuk tetap mengganti kata sandi dari akun secara berkala, demi keamanan dan kenyamanan. User juga diminta untuk mengaktifkan OTP (one-time password) yang merupakan sistem keamanan berlapis perusahaan.

"OTP bisa diakses secara real time oleh pemilik akun. Kami juga selalu melakukan edukasi ke seluruh pengguna untuk tidak memberikan kode OTP kepada siapapun dan dengan alasan apapun," katanya.

Pengamat keamanan internet, Alfons Tanujaya juga ikut angkat bicara mengenai fenomena ini. Menurut analisa Vaksincom, ada 91 juta data pengguna yang diperdagangkan di dark web, bukan 15 juta seperti informasi sebelumnya.

Data yang bocor termasuk username, alamat email, tanggal lahir dan nomor telepon. Senada dengan klaim Tokopedia, password pengguna tidak mengalami kebocoran karena berada dalam format hash yang dienkripsi.

Cak Imin Posting Foto Bareng Dasco Gerindra, Apa Artinya?
Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Antam Pulo Gadung, Jakarta (foto ilustrasi)

Harga Emas Hari Ini 25 April 2024: Produk Antam Melorot, Global Bervariasi

Investor emas menantikan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan menentukan arah suku bunga Federal Reserve.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024