Digitalisasi Sektor Logistik Tak Seperti Film Star Trek

Ilustrasi layanan kirim barang.
Sumber :
  • BusinessLIVE

VIVA – Pandemi Covid-19 mengubah aktivitas sehari-hari masyarakat, menjadi lebih banyak berinteraksi secara digital. Namun, hal itu tidak sepenuhnya bisa diterapkan pada industri logistik.

Chery Perluas Jaringan Diler di Kota Satelit Jakarta

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita mengatakan, saat ini sudah banyak perusahaan logistik yang menerapkan pembayaran dengan sistem digital. Hal ini sangat membantu konsumen, terutama saat wabah virus muncul.

Namun, ia menjelaskan bahwa bisnis yang dijalankan berhubungan dengan distribusi barang berbentuk fisik. Hal itu tidak mungkin diubah menjadi sistem elektronik.

Bluebird Hadirkan Layanan Baru, Pakai Toyota Voxy

"Kami lihat, untuk digital memang logistik beda, karena enggak bisa mengubah barang jadi 'e'. Kami enggak bisa seperti di film Star Trek, yang memindahkan satu barang ke tempat lain menggunakan sinar," ujarnya di acara Indonesia Maritime Club Discussion Series 6, Rabu 10 Juni 2020.

Perubahan menuju digital untuk industri logistik cukup kompleks, karena menurut Zaldy masih berhubungan dengan barang fisik. Sebelum melakukan digitalisasi, perusahaan harus mengecek perubahan ini untuk keperluan internal atau eksternal. Jangan sampai, tujuan ini tercampur satu sama lain.

Prudential Indonesia Bayarkan Klaim Asuransi 17 Triliun Selama 2023

"Misalnya, tujuannya untuk efisiensi, untuk mengumpulkan data. Ada beberapa perusahaan melakukan digitalisasi, supaya value perusahaan naik, biasanya dilakukan sebelum IPO," tuturnya.

Saat ini, Zaldy menyebutkan bahwa digitalisasi internal sudah masuk ke tiga hal, yaitu safety, security, dan health. Misalnya, ada beberapa perusahaan mengecek suhu tubuh karyawan dan memasukkan hasilnya ke dalam sistem data.

Dia mencontohkan, dalam bisnis transportasi, zaman dulu harus menghubungi operator atau layanan konsumen. Kini, hal itu sudah bisa dilakukan melalui aplikasi.

"Ada juga melakukan digitalisasi pada produk atau layanan baru. Ambil contoh taksi Blue Bird, sekarang dia di aplikasinya bisa buat kirim barang. Jadi tidak hanya kirim orang, tapi juga kirim barang," ungkapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya