Teknologi Telepati Buatan Elon Musk Mulai Diuji Tahun Ini

Ilustrasi otak manusia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Orang terkaya di dunia, Elon Musk mengatakan bahwa salah satu perusahaannya, Neuralink, perusahaan antarmuka otak komputer, akan meluncurkan uji coba pada manusia di akhir 2021.

Musk memberikan garis waktu sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat yang ingin bergabung dalam uji coba produk tersebut. Program besarnya adalah akan ada chip artificial intelligence (AI) yang ditanamkan ke otak manusia.

Dilansir dari situs Insider, Rabu, 3 Februari 2021, proses ini berpotensi menyembuhkan penyakit saraf seperti Alzheimer dan Parkinson. Musk mengatakan dalam tweet bahwa perusahaan berusaha keras untuk memastikan keamanan implan dan menjalin komunikasi yang erat dengan FDA (Food and Drug Administration).

"Jika semuanya berjalan dengan baik, kami mungkin bisa melakukan uji coba awal pada manusia akhir tahun ini," lanjutnya di media sosial Twitter.

Musk telah membuat pernyataan serupa di masa lalu tentang proyeknya yang diluncurkan pada 2016 itu. Dia mengatakan pada 2019 bahwa program itu akan diuji pada manusia di akhir 2020.

Baru-baru ini muncul banyak informasi tentang proyek tersebut sejak Musk muncul di situs media sosial, Clubhouse, memberikan beberapa pembaruan tambahan soal Neuralink.

Musk mengatakan kepada pengguna Clubhouse bahwa Neuralink menggunakan nanoteknologi untuk menanamkan chip ke dalam otak monyet. Chip nirkabel ini memungkinkan monyet untuk bermain video game hanya dengan menggunakan pikirannya.

Neuralink telah menguji chip pada hewan lain. Tahun lalu, perusahaan tersebut menanamkan chip AI pada otak babi. Implan chip ini dikatakan dapat membaca dan menulis aktivitas otak. 

Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya

Musk mengklaim bahwa antarmuka otak komputer dapat melakukan apa saja, mulai dari menyembuhkan kelumpuhan hingga memberi orang kekuatan lewat telepati.

Mobil listrik Tesla

Tesla Bakal Luncurkan Mobil Listrik Murah? Ini Kata Elon Musk

Banyak investor merasa kecewa dengan perusahaan kendaraan asal Amerika Serikat, Tesla, karena tidak fokus untuk menghadirkan mobil listrik harga terjangkau.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024