Kominfo Sebut UMKM Tumbuh Positif di Tahun Ini

Ilustrasi pelaku usaha UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo menyatakan optimisme terhadap bisnis online, terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) akan tumbuh dengan baik tahun ini.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

"Kami optimistis UMKM jualan daring memiliki peluang pertumbuhan yang menjanjikan di tahun ini," kata Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, Rabu, 10 Februari 2021. Dua pelaku usaha mengandalkan platform dalam jaringan untuk membantu penjualan mereka sejak pandemi COVID-19 melanda.

Florencia Calista, pemilik restoran Claypot Popo, saat jumpa pers bersama Gojek, Selasa, 9 Februari kemarin, menyatakan rasa optimistis tahun ini bisnisnya akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. "Proyeksi tahun ini merasa lebih optimis. Tahun lalu pandemi datang tiba-tiba, kami masih adaptasi, penyesuaian," ungkapnya.

Ninja Xpress: Pengiriman Paket Melonjak 20 Persen saat Ramadhan 2024

Sementara itu, pemilik Batik Naraya, Andrina Effendi juga berpendapat tahun ini akan lebih baik dibandingkan pandemi COVID-19 tahun lalu. "Kami sangat optmistis di 2021 karena lebih siap terhadap situasi," kata Andrina.

Claypot Popo dan Batik Naraya lebih serius mengembangkan kanal berjualan online mereka sejak pandemi COVID-19. Meskipun sudah menggunakan layanan pesan-antar makanan sejak 2017, Florencia mengaku kondisi yang dihadapi saat pandemi betul-betul berbeda.

BRI Cetak Laba Rp 15,98 Triliun di Kuartal I-2024, Penyaluran Kredit Tembus Rp 1.308 Triliun

Salah satunya karena tidak bisa membuka restoran akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Claypot Popo memang masih bisa berjualan secara online, berkat pengiriman dengan kurir instan karena masakan olahan mereka tergolong yang harus disantap begitu selesai dimasak.

Saat pandemi ini, Claypot Popo memilih untuk tidak membuat produk baru, namun, memperkuat layanan penjualan secara online maupun inovasi pengemasan supaya konsumen bisa mendapatkan pesanan makanan seperti ketika makan di restoran.

Kesulitan penjualan juga dialami Batik Naraya, yang tidak bisa membuka toko karena PSBB. Meski pun produk fesyen tidak sulit dijual di platform online, Batik Naraya saat awal pandemi belum memiliki ekosistem pembayaran digital yang memadai.

Sistem pembayaran yang mereka sediakan belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen mereka karena hanya menyediakan transfer bank. Menurut Andrina, penjualan mereka membaik setelah mengadopsi layanan dari "payment gateway" sehingga mereka bisa menerima semua pembayaran digital, termasuk kartu kredit dan dompet digital.

Florencia mengatakan mereka banyak belajar sepanjang 2020 bahwa kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi sangat berdampak pada aktivitas bisnis mereka.

"Tahun 2021 sudah tidak kaget lagi, penyesuaian dengan kebijakan. Kami merasa lebih optimistis tahun ini," kata Florencia. Hingga November 2020, terdapat 3,2 juta UMKM yang bergabung ke platform jualan online lewat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya