- Mother Jones
VIVA Tekno – Perseteruan antara Twitter vs Elon Musk terus berlanjut ke jalur hukum. Selain itu, terlihat keduanya pun terlibat tweet war yang cukup panas.
Twitter secara resmi telah mengajukan gugatannya kepada CEO Tesla dan SpaceX tersebut. Gugatan ini diajukannya ke pengadilan negeri Delaware, Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 12 Juli 2022.
Dalam gugatannya, Twitter mengatakan, Elon Musk telah menolak untuk menghormati kewajibannya pada kesepakatan mereka dan memaksa Elon Musk untuk segera merampungkan kesepakatan diantara keduanya, mengutip dari situs The Verge, Rabu, 13 Juli 2022.
Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Dewan Twitter, Bret Taylor melalui cuitannya yang juga diretweet oleh CEO Twitter, Parag Agrawal.
“Twitter telah mengajukan gugatan di Delaware Court of Chancery untuk meminta pertanggungjawaban Elon Musk atas kewajiban kontraktualnya”, seperti dikutip dari cuitan akun Twitter Bret Taylor.
Tidak lama setelah gugatan diajukan, Elon Musk seakan-akan menanggapi gugatan Twitter terhadap dirinya dengan membuat cuitan, “Oh ironi lol”. Cuitan ini pun mendapatkan respons yang cukup besar dari pengguna Twitter, mencapai 71.9 ribu balasan.
Kemarin, Musk memang mencoba membatalkan proses akuissi Twitternya. Dimulai pada 25 April 2022 disaat ia menahan proses akuisisi tersebut dan mengatakan, Twitter telah gagal dalam memberikan informasi perihal akun bot dan spam di platform tersebut.
Dalam melawan Musk, Twitter mengandalkan kantor hukum dari Wachtell, Lipton, Rosen & Katz, firma hukum yang cukup terkenal dengan koneksinya di pengadilan negeri Delaware dan riwayat baiknya dalam menangani perselisihan merger dan akuisisi perusahaan.
Sementara itu, Musk masih tetap setia menggunakan jasa dari Quinn Emanuel Urquhart & Sullivan yang sebelumnya juga pernah dipercaya Musk untuk menangani kasus pencemaran nama baik 'pedo guy' dan masalah Tesla. Selain itu, mereka juga pernah diandalkan oleh Samsung untuk melawan Apple dalam mempertahankan hak patennya.
