Jangan Pernah Percaya Iklan Promosi di Facebook dan Instagram

Facebook dan Instagram.
Sumber :

VIVA – Pelaku kejahatan phishing memanfaatkan kelengahan pengguna untuk memberikan informasi penting mengenai data pribadi seperti nomor KTP, alamat rumah, bahkan data kartu kredit, dan nomor rekening.

Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Hal tersebut diungkapkan oleh Dosen dan Penyuluhan Kurikulum Kewirausahaan Wulan Fitrini.

"Ini merupakan data yang sangat privasi, tapi karena pelaku kejahatan memanfaatkan sisi psikologis akhirnya membuat korban menginformasikan datanya," kata dia, Selasa, 26 Juli 2022.

Viral Wanita Ini Ngaku Ditipu Elon Musk, Uang Rp800 Miliar Melayang

Phishing merupakan upaya pelaku kejahatan siber yang berusaha mencuri kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan informasi rahasia lainnya.

Wulan mengingatkan, agar tetap aman di dunia maya, maka warganet diminta untuk tidak mengunggah data pribadi di internet dan media sosial, serta berhati-hati dengan kiriman pesan yang memuat tautan tidak jelas.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

"Warganet tidak mudah percaya terhadap iklan-iklan yang beredar di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Iklan promosi juga bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan phishing, mereka memanfaatkan fitur adsense untuk menjebak korban," tuturnya.

Sementara itu, Relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia Kota Semarang Safira Azmy Rifzikk menuturkan, salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan warganet untuk menghindari ancaman penipuan di dunia maya adalah cakap dalam menggunakan mesin pencarian.

Menurutnya, sejumlah fitur dalam mesin pencari dapat dimanfaatkan untuk menambah literasi, seperti informasi khusus bidang akademik untuk mendukung keahlian digital, penggunaan kata kunci yang efektif, serta menggunakan fasilitas cek fakta sehingga dapat menyeleksi informasi.

Bukan itu saja. Warganet juga diingatkan supaya selektif dalam menerima informasi dan tidak mudah menyebarkan sebelum memastikan kebenarannya untuk mencegah kejahatan phishing.

Sebab, kejahatan phishing biasanya dimulai dengan pembuatan konten atau situs palsu yang ditujukan untuk memperdayai korban.

"Mengenal lebih dekat dengan dunia digital akan membuat kita lebih paham mengenai kemudahan mencari informasi dan memenuhi kebutuhan. Kemampuan beradaptasi dan bijak mengakses internet dapat menjadi tameng diri kita dari penipuan di dunia online," ungkap Safira.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya