Mengalami Kesepian sama dengan Merokok 15 Batang Sehari

Ilustrasi orang merokok.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Digital – Sebelum pandemi, satu dari empat orang yang berusia di atas 65 tahun mengalami isolasi sosial yang menempatkan mereka pada risiko kesepian lebih besar menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS seperti yang dikutip dari situs resmi University of New Hampshire.

Produk Tembakau Alternatif untuk Perokok Dewasa, Bukan bagi Generasi Muda

Perasaan kesepian ini diperparah oleh pandemi Covid-19. Jumlah manula yang merasa kesepian sulit ditentukan. Namun jajak pendapat dari University of Michigan menemukan 56 persen orang dewasa berusia 50 hingga 80 tahun melaporkan perasaan terasingi pada Juni 2020.

Meskipun survei tersebut menyertakan responden di bawah rentang usia manula, hal itu berarti sangat kontras dengan perasaan kesepian yang dilaporkan pada tahun 2018 — ketika 27 persen responden melaporkan perasaan terisolasi.

Menggenggam Kilau Emas, Kisah Inspiratif Yoki Hardian Tenggara

Ilustrasi kesepian

Photo :
  • nypost
Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menurut Institut Nasional Penuaan, risiko kesehatan dari isolasi berkepanjangan setara dengan merokok 15 batang sehari — sebagai bentuk pengalihan kesendirian. Isolasi sosial dan kesepian bahkan diperkirakan mempersingkat masa hidup seseorang sampai 15 tahun.

Orang yang terisolasi secara sosial atau kesepian lebih mungkin dirawat di panti jompo. Administrasi Sumber Daya dan Layanan Kesehatan melaporkan orang yang kesepian mungkin berolahraga terlalu sedikit dan sering tidak tidur nyenyak.

Kondisi tersebut bisa meningkat risiko stroke (32 persen), penyakit jantung (29 persen), gangguan kesehatan mental (26 persen), kematian dini (26 persen), serta kondisi serius lainnya.

University of California San Francisco menemukan bahwa menyendiri sebagian besar waktu dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari. Sebanyak 59 persen partisipan menganggap tugas harian seperti menaiki tangga atau berjalan menjadi lebih sulit.

Isolasi sosial dan kesepian juga berdampak buruk bagi kesehatan otak dan dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk serta risiko demensia lebih tinggi (50 persen) terutama penyakit Alzheimer.

Tak seperti gangguan kesehatan mental, isolasi sosial dan kesepian seringkali tidak terdiagnosis. Orang kesepian mengalami rasa sakit emosional. Kehilangan rasa koneksi dan komunikasi dapat mengubah cara seseorang memandang dunia.

Seseorang yang mengalami kesepian kronis dapat merasa rentan dan tidak percaya pada orang lain. Selain itu, rasa sakit emosional dapat mengaktifkan respons stres yang sama dalam tubuh seperti rasa sakit fisik.

Ketika hal itu terjadi dalam jangka waktu yang lama bisa mengakibatkan peradangan kronis dan penurunan kekebalan tubuh — berujung pada peningkatan risiko penyakit kronis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya