Hati-Hati dengan Benturan di Kepala, Bisa Kurangi Kinerja Otak

Ilustrasi otak manusia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Digital – Hanya satu gegar otak serius, maka dapat merusak ingatan dan kekuatan otak di kemudian hari, ungkap penelitian besar terbaru.

Pakar Ingatkan Bahaya Screen Time, Ini Durasi yang Disarankan untuk Anak Main Gadget Bun!

Peneliti dari Universitas Oxford menemukan tiga atau lebih cedera otak sedang, dapat berdampak jangka panjang pada rentang perhatian, memori, dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Studi terhadap lebih dari 15.000 orang Inggris menemukan bahwa risikonya bersifat kumulatif, artinya semakin sering seseorang melukai otaknya, semakin buruk fungsi otaknya seiring bertambahnya usia.

Temuan ini akan menambah tekanan pada badan para pemain olahraga keras Rugby, yang sudah pernah menuntut gugatan class action dari mantan pemain profesional dan amatir atas penanganan historis gegar otak dan cedera otak.

Membanggakan! Siswa MAN 2 Bantul Sabet 2 Medali Emas di Indonesia International Invention Expo 2024

Batang otak

Photo :
  • nypost.com

Para peneliti dari University of Oxford dan University of Exeter mempelajari data dari studi PROTECT UK, yang telah mengikuti orang hingga 25 tahun. Peserta, berusia 50 hingga 90 tahun, melaporkan tingkat keparahan dan frekuensi gegar otak yang dialami sepanjang hidup mereka dan menyelesaikan tes komputer tahunan untuk fungsi otak.

Studi Terbaru Mengungkap 5 Skincare Terbaik Buatan Lokal di Indonesia

Melansir Daily Mail Health, hasil penelitian menunjukkan orang-orang yang melaporkan tiga atau lebih cedera otak traumatis memiliki fungsi kognitif yang jauh lebih buruk, yang secara berturut-turut menjadi lebih buruk dengan setiap gegar otak berikutnya setelah itu.

Peneliti utama Dr Vanessa Raymont, dari University of Oxford, mengatakan: "Kami tahu cedera kepala merupakan faktor risiko utama untuk demensia. Dan studi berskala besar ini memberikan detail terbesar hingga saat ini pada temuan yang mencolok, semakin sering Anda melukai otak Anda dalam hidup, semakin buruk fungsi otak Anda seiring bertambahnya usia,” jelasnya.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa orang yang telah mengalami tiga atau lebih episode gegar otak ringan harus dikonseling apakah akan melanjutkan aktivitas berisiko tinggi. Kita juga harus mendorong organisasi yang beroperasi di area di mana benturan kepala lebih mungkin untuk mempertimbangkan bagaimana mereka dapat melindungi atlet atau karyawan mereka,” lanjut Raymont.

Tim menemukan peserta yang melaporkan tiga episode gegar otak ringan sepanjang hidup mereka memiliki perhatian dan kemampuan yang jauh lebih buruk untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Mereka yang mengalami empat atau lebih gegar otak ringan juga menunjukkan kecepatan pemrosesan dan memori kerja yang memburuk.

Setiap gegar otak tambahan yang dilaporkan dikaitkan dengan fungsi kognitif yang semakin buruk.

Tetapi bahkan satu gegar otak sedang hingga berat dikaitkan dengan perhatian yang memburuk, penyelesaian tugas-tugas kompleks dan kapasitas kecepatan pemrosesan, menurut temuan yang diterbitkan dalam Journal of Neurotrauma tersebut.

Para ahli menyarankan rehabilitasi kognitif harus fokus pada fungsi-fungsi utama seperti perhatian dan penyelesaian tugas-tugas kompleks, yang menurut mereka rentan terhadap kerusakan jangka panjang otak.

Ilustrasi kecerdasan otak manusia | Flickr, Ars Electronica

Photo :
  • U-Report

Itu terjadi kurang dari dua minggu setelah Persatuan Sepak Bola Rugbi menghadapi reaksi keras setelah melarang tekel di atas pinggang di tingkat komunitas mulai Juli.

Dirancang untuk mengurangi gegar otak, para kritikus berpendapat bahwa undang-undang tersebut dibuat dengan tergesa-gesa tanpa konsultasi atau bukti yang cukup bahwa hal itu akan mengurangi gegar otak secara drastis dalam olahraga.

Dr Susan Kohlhaas, direktur penelitian di Alzheimer's Research UK, mengatakan: “Studi seperti ini sangat penting dalam mengungkap risiko jangka panjang dari cedera otak traumatis, termasuk pengaruhnya terhadap risiko demensia. Temuan ini harus mengirim pesan yang jelas kepada pembuat kebijakan dan badan olahraga, yang perlu menerapkan pedoman kuat yang mengurangi risiko cedera kepala sebanyak mungkin.” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya