Meteor Sukses Hantam Rusia, Apakah Pertahanan Bumi Rapuh?

Meteor yang jatuh di Chelyabinsk, Rusia.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Sepuluh tahun yang lalu, saat Meteor Chelyabinsk membuat bencana di Rusia, Manajer Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS) di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, California, Amerika Serikat (AS), Jan Chodas, sedang menyiapkan siaran langsung TV NASA mengenai asteroid dekat Bumi.

Ilmuwan NASA Masuk Islam Usai Dipecat Setelah Melihat Mukjizat Malam Lailatul Qadar

Tapi, yang mereka teliti adalah Asteroid 2012 DA14, bukan yang jatuh di Rusia. Chodas saat itu dikirimi klip YouTube dari bola api besar yang meledak di langit di atas Chelyabinsk, sebuah kota di wilayah Ural Rusia.

"Awalnya, ada banyak kebingungan. Orang berpikir, 'Oh prediksi kami salah'. Dan saya meyakinkan mereka tidak, kami tahu persis di mana asteroid itu berada, dan benda itu melewati sabuk GEO (geostasioner). Tapi asteroid Chelyabinsk ini hanyalah peristiwa yang sepenuhnya independen, yang datang dari arah berbeda," kata Chodas.

Mirip Punya Rusia, Drone Bunuh Diri Iran Keliaran dalam Operasi Nabi Besar

Video tersebut menunjukkan asteroid 59 kaki (18 meter) dekat Bumi yang meledak di atmosfer setelah mengejutkan para ilmuwan karena datang dari arah Matahari, merupakan titik buta untuk teleskop dan sensor lain yang ada di permukaan Bumi.

Ledakan itu mengakibatkan kerusakan jutaan dolar AS di seluruh Chelyabinsk dan melukai ribuan penduduk di area seluas ratusan mil.

Menlu Ukraina sebut Putin ‘Hewan Politik’ yang Bisa Merasakan Rasa Takut

Sebagian besar luka disebabkan oleh pecahan kaca dan ratusan warga mengalami kerusakan mata akibat ledakan yang secara singkat membuat langit lebih terang dari Matahari. 

Beberapa lusin orang melaporkan luka bakar akibat radiasi ultraviolet yang intens karena ledakan itu, mengutip dari laman Space, Jumat, 17 Februari 2023.

Asteroid menabrak Bumi.

Photo :
  • U-Report

Sepuluh tahun kemudian, ledakan meteor Chelyabinsk dan kerusakan yang diakibatkannya menggarisbawahi kebutuhan akan teleskop pelacak asteroid seperti NEO Surveyor milik NASA, misi pertahanan planet seperti DART dan organisasi riset seperti CNEOS.

Meskipun saat ini tidak ada asteroid yang diketahui akan bertabrakan dengan Bumi, objek tak terduga secara rutin menabrak atmosfer hanya beberapa jam setelah terlacak.

Dalam kasus Chelyabinsk, terkadang asteroid dapat tiba tanpa terdeteksi melalui titik buta dalam kemampuan pendeteksian. Meski demikian tidak perlu terlalu khawatir dengan ancaman asteroid.

"Tidak ada asteroid besar yang diketahui memiliki peluang signifikan untuk menghantam Bumi," ujar Chodas. Setelah meteor Chelyabinsk meledak, sensor infrasonik yang dirancang untuk mendeteksi ledakan nuklir telah membantu para ilmuwan untuk mengetahui bahwa ledakan itu memang sangat kuat.

"Ini adalah peristiwa besar, yang terbesar yang pernah kami ukur. Di halaman bola api kami, yang mengukur semua peristiwa dampak besar, ini adalah yang terbesar. Jadi, saya harus mengatakan itu adalah pengalaman yang luar biasa," imbuhnya.

Asteroid melewati Bumi.

Photo :
  • Discover Magazine

Awalnya, ledakan itu diperkirakan antara 300 hingga 400 kiloton, tetapi perkiraan yang lebih baru menyebutkan besarnya 500 kiloton.

Sebagai perbandingan, hulu ledak nuklir Fat Man yang dijatuhkan di kota Nagasaki Jepang selama Perang Dunia II menghasilkan 21 kiloton.

Oblast Chelyabinsk, wilayah administratif tempat kota Chelyabinsk berada, adalah rumah bagi Institut Fisika Teknis Seluruh Rusia, salah satu dari dua fasilitas di sana yang memproduksi senjata nuklir.

"Tapi, tentu saja, itu jauh lebih besar dari yang Anda harapkan dari segala jenis serangan di kota. Jadi saya pikir saya senang itu adalah reaksi awal, dan reaksi awal yang benar adalah bahwa itu adalah peristiwa alami, " kata Chodas.

Meskipun Chelyabinsk merupakan peristiwa alam, ukuran meteor yang sangat besar membuatnya menonjol di antara banyak dampak kecil yang terjadi secara rutin di atmosfer.

Sementara tumbukan meteor dan bola api yang lebih kecil jadi hal yang umum, tumbukan seperti peristiwa Chelyabinsk atau Tunguska 100 tahun sebelumnya jauh lebih jarang karena benda yang lebih besar secara eksponensial lebih jarang terjadi di seluruh tata surya daripada benda yang lebih kecil.

"Itu semua tergantung pada ukuran. Maksud saya, benda-benda kecil menghantam kita setiap hari. Anda bisa keluar dan melihat hujan meteor dan itu adalah benda-benda kecil seukuran kerikil yang jumlahnya sangat banyak," tuturnya.

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya