Jangan Biarkan Anak-anak 'Jalan Sendirian' di Dunia Internet

Ilustrasi internet.
Sumber :
  • www.pixabay.com/Fotocitizen

JakartaLiterasi digital merupakan sebuah kemampuan untuk memahami dan juga menggunakan informasi dari banyak sumber yang bisa diakses lewat komputer dan perangkat canggih lainnya. Sangat penting di era digitalisasi seperti sekarang untuk mengajarkan anak literasi digital.

Namanya Sering Disebut dan Banyak yang Pakai, Tahukah Arti Wi-Fi

Bagi Shafira Adlina, narablog yang fokus pada dunia parenting, berpendapat bahwa sesungguhnya literasi digital tidak hanya punya kaitan erat dengan teknologi saja tapi juga kemauan untuk belajar, mampu berpikir kritis hingga kreatif dan juga inovatif di dunia digital.

"Sebagai orangtua sudah sewajarnya untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan literasi digital pada anak," kata dia, dalam keterangan resminya, Senin, 19 Juni 2023.

Calon Mertua Tuntut Banyak Hal ke Calon Menantu, Mamah Dedeh: Zalim!

Berikut tips dari Shafira membangun fondasi literasi digital pada anak, yang tentunya sangat penting didukung dengan teknologi dan jaringan internet cepat Indihome milik Telkom Indonesia:

Ilustrasi anak-anak .

Photo :
  • internetretailing.net
Meningkatkan Literasi Digital di Wilayah Timur, Langkah Menuju Pendidikan Merata

- Ajarkan anak menahan pandangan

Hal pertama yang patut dipegang bersama, bahwa mempersiapkan anak masuk ke dunia digital bukan berarti harus memberikannya gadget sejak bayi. Namun, mengajarkan anak jika penggunaan gadget ada waktunya dan memiliki batasan untuk itu.

Akses internet pun perlu dibatasi untuk mencegah anak melihat situs yang tidak diinginkan. Prinsip yang harus ditekankan kepada anak-anak adalah mengajarkan mereka menahan pandangan, menjaga kemaluan.

Sebab, jika otak anak rusak, kemaluannya tidak bisa dikendalikan. Jika orang tua tidak membicarakan hal tersebut, anak tidak tahu bagaimana akan bersikap.

- Membangun komunikasi dengan anak

Kedepankan komunikasi sebagai pengganti gadget. Sebagai contoh, ajak anak bicara tiap kali pulang sekolah atau berkegiatan. Hal-hal kecil di sekolah seperti tugas menumpuk, teman jahil atau guru menyebalkan sudah menjadi hal berat untuknya.

Dengan begitu, anak akan merasa didengarkan perasaannya. Bisa juga dengan bertanya tentang perasaan sang anak. Misalnya tanya perasaannya di hari itu, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya sedih. Dengan begitu, secara otomatis anak akan dengan mudah bercerita pada orang tua tiap kali ia merasakan sesuatu.

Orangtua pun harus menyediakan alternatif lain ketika anak dibatasi dia pegang gadget. Tidak bisa kalau ibu atau ayahnya tidak di rumah. Contohnya ikuti les berenang, main basket, futsal, gitar atau apa yang disukai anak.

- Menemani anak saat berselancar di internet

Hal pertama yang bisa dilakukan ketika mengenalkan dunia internet pada anak adalah membersamai mereka. Kepada anak-anak yang terlahir di dunia digital, memang tak mungkin tak mengenalkan sama sekali dengan dunia internet. Namun, bukan berarti orangtua memberikannya begitu saja gadget dan internet tanpa pijakan dan pengawasan.

Alasan meningkatkan sumber belajar dengan literasi digital juga perlu linear dengan pijakan orangtua kepadanya. Apalagi anak di bawah 7 tahun yang belum sempurna perkembangan otaknya. Sudah selayaknya orangtua memang mendampingi dan mengawasi apa-apa saja yang diakses dan ditonton anak-anak.

"Saya sendiri suka sedih jika menemukan anak-anak yang dibiarkan menonton YouTube, Shorts, TikTok atau video-video portrait lainnya secara bebas. Terbayang konten yang tidak sesuai nilai dan budaya ketimuran terekam di mata dan pikiran anak di bawah umur," jelas Shafira.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya