Terkuak, Alasan Orang Suka Lapar Lihat Konten Makanan di Media Sosial

Tren Mukbang
Sumber :
  • Youtube

Jakarta – Sering kali, berbagai konten tentang makanan tiba-tiba muncul di feed media sosial Anda. Terutama saat menonton video makanan di malam hari, terasa lebih menggoda.

Susah-susah Kerja Keras, Fuji Curhat Selalu Serba Salah di Mata Netizen

Konten-konten seperti review makanan dan mukbang seringkali membangkitkan keinginan untuk makan tanpa disadari. Awalnya, hanya menonton untuk hiburan, namun akhirnya tergoda untuk makan berlebihan karena terpikat oleh konten tentang makanan.

Dilansir dari Healthline, Senin, 12 Februari 2024, profesor penyakit dalam di Yale School of Medicine, dr. Mireille Serlie mengungkapkan bahwa rasa lapar yang tiba-tiba muncul usai menyaksikan konten makan ternyata dialami oleh sebagian orang.

Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berpikir Panjang

Rica, BJ mukbang

Photo :
  • Youtube

Konten-konten makanan yang dibungkus dalam konsep mukbang dan disertai dengan ASMR atau suara-suara yang menggiurkan ternyata memberikan efek psikologis bagi pada penontonnya.

Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Ternyata Buat Cari Endorse

“Isyarat visual makanan menginduksi respons dopamin di area otak,” kata dr. Mireille Serlie.

Terdapat sebuah studi yang menunjukkan bahwa visualisasi makanan yang tinggi lemak dan gula meningkatkan hormon dopamin yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis makanan lainnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh memori dari rasa yang telah direkam di otak ketika mengkonsumsi makanan tersebut.

Sehingga hanya dengan melihat saja dapat memantik ingatan dari rasa makanan tersebut. Maka tak heran setelah menonton konten tersebut tubuh kerap kali merasa lapar serta secara tidak sadar merasa kalap saat makan atau mengalami peningkatan jumlah asupan makanan.

“Intensitas respons tersebut memprediksi jumlah asupan makanan selanjutnya. Mengkonsumsi makanan tidak sehat secara berulang-ulang dapat mempengaruhi jaringan otak, sehingga menyebabkan lebih banyak nafsu makan dan asupan makanan yang lebih tinggi,” jelas dr. Mireille Serlie.

Tren mukbang Hahu Hoheng

Photo :
  • TikTok @nanakoot

Teknik psikologis seperti ini sering kali dimanfaatkan oleh brand-brand makanan untuk meningkatkan penjualan melalui iklan di media sosial. Para penontonnya jadi tergiur pada visualisasi makanan yang dilihatnya, kemudian meningkatkan keinginan untuk membeli dan memakannya.

Ditambah lagi jika melihat konten makanan yang digemarinya, hal ini dapat melepaskan hormon dopamin seseorang yang menimbulkan perasaan bahagia. Selain itu, media sosial juga dapat mempengaruhi makanan dan kebiasaan gaya hidup yang Anda coba.

Semakin sering Anda terpapar pada jenis konten dengan gaya hidup tidak sehat, maka hal ini dapat mempengaruhi kondisi kesehatan Anda, begitupun sebaliknya.

“Kandungan junk food dapat mengaktifkan sistem dopamin di otak sehingga menghasilkan perasaan senang,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya