Serangan Hacker ke Perangkat Seluler Makin Ngeri, Lewat Iklan Pop-up

Seorang hacker/peretas mencoba membongkar keamanan siber.
Sumber :
  • ANTARA/Shutterstock/am.

VIVA Tekno – Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky, melaporkan ada tren peningkatan dalam serangan siber yang menargetkan perangkat seluler.

Jika Lolos Tes Ini, Keamanan Siber Bank di Indonesia Sudah Tangguh

Pada tahun lalu saja, jumlahnya melonjak menjadi 33.790.599, meningkat 52 persen, jika dibandingkan pada 2022 yang hanya 22.255.956 serangan siber.

Ancaman siber paling umum terhadap perangkat seluler adalah adware – perangkat lunak yang menampilkan iklan pop-up yang tidak diinginkan, dengan persentase sebesar 40,8 persen dari seluruh serangan yang terdeteksi.

Kiprah Ninja Xpress Jadi 'Teman' UMKM Bantu Naik Kelas

Mengenai trojan perbankan, jumlah paket instalasi untuk malware tersebut turun menjadi 153.682 setelah mengalami peningkatan tajam pada tahun lalu ketika angkanya meningkat dua kali lipat.

Pada saat yang sama, jumlah serangan siber yang menggunakan mobile banker tetap pada tingkat yang relatif sama. Peretas atau hacker diketahui sering kali mendistribusikan ancaman seluler melalui toko aplikasi resmi dan tidak resmi.

Pejabat Korsel, AS, dan Jepang Ngumpul di Washington, Bahas Ancaman Siber Korut

Pada 2023, para ahli Kaspersky mengamati banyak aplikasi berbahaya yang menyusup ke Google Play. Salah satu penyamaran paling umum di tahun lalu adalah aplikasi investasi palsu yang mengandalkan taktik rekayasa sosial untuk mengekstrak data pribadi dari pengguna, terutama nomor telepon dan nama lengkap, yang kemudian ditambahkan ke database yang digunakan untuk penipuan telepon.

Vektor serangan umum lainnya yang diamati adalah mod WhatsApp dan Telegram berbahaya yang dirancang untuk mencuri data pengguna.

“Lonjakan aktivitas malware dan riskware Android di sepanjang tahun 2023 menandai perubahan yang mengkhawatirkan setelah periode yang relatif tenang. Ini adalah pengingat akan pentingnya tetap waspada dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi diri dari ancaman siber," kata Anton Kivva, pakar keamanan seluler Kaspersky, Senin, 4 Maret 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya