Situs Porno Jadi Primadona Ruang Rapat DPR

VIVAnews - DPR menyatakan kekecewaannya terhadap Depkominfo terkait terbukanya akses Internet lokal terhadap situs-situs porno. Anggota Komisi I menilai filterisasi akses terhadap situs porno masih kurang.

Nathan Tjoe-A-On Paling Dipuji Netizen, Marselino Ferdinan Jadi Sasaran Kritik

"Terus terang kami kecewa. Menurut pantauan kami, ada sejumlah alamat situs porno yang hingga saat ini masih bisa diakses," ujar Abdillah Toha, salah satu pimpinan rapat Komisi I DPR RI, di sela-sela Rapat Kerja Komisi I DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin 9 Februari 2009. "Coba Anda lihat Youporn.com atau Camefrog.com. Anda akan terkaget-kaget melihatnya," ucapnya.

"Ini merupakan tanggung jawab moral Depkominfo dan kita semua. Kami akui sulitnya menangani pemblokiran akses situs porno melalui domain, karena sangat mudah untuk pelaku membeli domain baru dengan web hosting yang sama," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh.

"Masyarakat bisa melaporkan sejumlah domain-domain situs porno melalui situs internet sehat www.internetsehat.org yang tengah kami kembangkan. Di situ ada kolom aduan, sehingga memudahkan kami untuk memblokir," ucap Nuh.

Di samping itu, Freddy Tulung, Dirjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku juga menerima laporan dari teman-teman AWARI seputar ribuan alamat situs yang berpotensial untuk diblokir. "Ada sekitar 100 juta website aktif yang berpotensial untuk diblokir. 40 persen atau sekitar 40 juta di antaranya sarat akan konten pornografi,” ucapnya.

"Kami sebagai satu institusi tentu membutuhkan waktu untuk menindaklanjuti persoalan ini," kata Freddy.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan [dok. Kemenko Marves]

RI Dibayangi Meningkatnya Persaingan Global, Luhut: Tak Ada yang Bisa Mendikte Kita

Menko Luhut tegaskan, Indonesia tidak perlu khawatir dengan ketatnya persaingan ekonomi global saat ini.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024