Sumber :
- twitpic.com
VIVAnews -
Polri baru saja menangkap peretas . Melalui Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri, pemuda berusia 22 tahun bernama Wildan Yani S Hari diringkus tanpa perlawanan.
Sebagai aksi protes, komunitas peretas Internasional Anonymous pun melakukan defacing , atau mengubah tampilan dan isi Web, dan meninggalkan pesan peringatan. Tujuh situs milik pemerintah pun berhasil dilumpuhkan, meliputi situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan Kemenparekraf.
Baca Juga :
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
Sebagai aksi protes, komunitas peretas Internasional Anonymous pun melakukan defacing , atau mengubah tampilan dan isi Web, dan meninggalkan pesan peringatan. Tujuh situs milik pemerintah pun berhasil dilumpuhkan, meliputi situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenhuk dan HAM, Kemensos, dan Kemenparekraf.
Berlangsung sejak tadi malam hingga Rabu dini hari, di dalam ketujuh situs pemerintah tersebut memajang
:
"No Army Can Stop An Idea...."
Pesan tersebut ditujukan pada pemerintah sebagai aksi protes terhadap penangkapan Wildan.
Mendapat dukungan di Twitter
Meski semua situs yang menjadi korban Anonymous telah pulih, dan tampilannya kembali seperti semula, gerakan di media sosial Twitter terus berlanjut.
Menggunakan hashtag
, tweet yang memberi dukungan pada Wildan terus bertambah. Sebagian besar
tweeps
pun menuangkan uneg-unegnya dalam mikroblog itu.
"Seharusnya Pemerintah berterimakasih kepada dia, karna dia tau kelemahan dari situs tersebut #OpFreeWildan" ujar seorang dengan akun Twitter @MJalfarisi09.
"Government of Indonesia, you cannot arrest an idea NO ARMY CAN STOP US #Anonymous #OpFreeWildan #FreeAnon"
tulis seorang melalui akun Twitter lain, @An0nPun1shm3nt.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Berlangsung sejak tadi malam hingga Rabu dini hari, di dalam ketujuh situs pemerintah tersebut memajang