Sumber :
- YouTube
VIVAnews
- Kampanye di media sosial memang tidak memiliki masa tenang. Tidak heran jika media sosial bisa menjadi alat 'serangan fajar' di hari-hari menjelang pencoblosan. Kampanye hitam pun makin marak, termasuk yang berbayar di media sosial macam YouTube.
Saat
VIVAnews
menyusuri YouTube, Selasa, 8 Juli 2014, dua buah video yang menyerang pasangan Calon Presiden nomor urut 1 muncul di posisi paling atas. Sepertinya video tersebut benar-benar diniatkan untuk menghantam kubu capres nomor 1 itu. Pasalnya, video tersebut merupakan iklan, yang pastinya dibutuhkan dana untuk memposting sampai berada di deretan pertama hasil pencarian YouTube.
Postingan di media sosial kebanyakan merupakan inisiatif dari para pendukung capres tertentu. Oleh karena itu tidak dibutuhkan effort lebih bagi pemostingnya, apalagi mengalokasikan dana untuk memposting iklan berbayar.
Dari laman Google disebutkan bahwa iklan di YouTube masuk ke dalam bisnis Adwords. Perhitungan biaya iklannya ada yang menggunakan metode bayar per klik (CPC), bayar per tayang (CPV) dan bayar per seribu impresi (CPM). Untuk bisa tampil di deretan pencarian di atas, pengiklan harus memasang harga lelang semaksimal mungkin. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Postingan di media sosial kebanyakan merupakan inisiatif dari para pendukung capres tertentu. Oleh karena itu tidak dibutuhkan effort lebih bagi pemostingnya, apalagi mengalokasikan dana untuk memposting iklan berbayar.