Sumber :
- thedroidguy.com
VIVAnews
- Perusahaan teknologi, Citrix, memandang bahwa di masa depan perangkat mobile sudah menjadi kebutuhan yang tak terelakan, seperti tren Bring Your Own Device (BYOD).
Seperti diketahui, tren BYOD tercipta ketika mobile telah menjadi pintu gerbang ke internet untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Baca Juga :
KPU Minta MK Tolak Tudingan Suara Nasdem Berkurang dan Golkar Bertambah di Jabar 1
Meski belum mengungkap secara pasti penetrasinya di Indonesia, Hans mengatakan kemungkinan di atas Singapura sekitar 87 persen, Malaysia 80 persen, dan Thailand 49 persen.
Berbicara tren tersebut, Citrix memandang akan terjadinya pertumbuhan tenaga kerja mobile untuk mendorong ekonomi dalam saling merancang aplikasi yang aman dan sesuai kebutuhan.
Seiring pertumbuhan mobile app, Gartner, disampaikan Hans, memperkirakan bahwa pada 2016 ada lebih dari 300 miliar apps akan diunduh per tahun dari toko aplikasi.
"Pada 2017, sepertiga perusahaan akan memiliki toko app enterprise untuk mengelola aplikasi yang disetujui korporasi di perangkat mobile dan PC," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Annamalai Chockalingam selaku
director Solution Engineering
ASEAN, menambahkan, pengembangan aplikasi tak hanya berkonsentrasi pada keamanan, melainkan juga dapat terintegrasi dengan device lainnya untuk menunjang mobilitas sang pengguna.
"Untuk memungkinkan komunikasi dan kolabroasi yang lancar dan aman ketika terkoneksi lintas perangkat dan lokasi. Komunikasi, aplikasi, support, desktop, jaringan, dan server menjadi perangkat virtual strategis untuk mobilitas bisnis, apapun tipe cloud atau infrastruktur dari mana mereka berasal," paparnya.
Untuk itu, Citrix System mencoba menawarkan sebuah solusi aplikasi yang berdasarkan prediksi kebutuhan di masa mendatang, seperti Mobile Workplace. (art)
Halaman Selanjutnya
Meski belum mengungkap secara pasti penetrasinya di Indonesia, Hans mengatakan kemungkinan di atas Singapura sekitar 87 persen, Malaysia 80 persen, dan Thailand 49 persen.