- abc.net.au
VIVA.co.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkap praktik ilegal pengalihan trafik panggilan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.
Praktik ini melibatkan pelaku di dalam negeri, di mana mereka mengoperasikan perangkat yang mampu mengalihkan trafik. Pelaku dalam negeri bekerja sama dengan rekan mereka yang berada di luar negeri.
Anggota Tim Penertiban Penyalahgunaan Trafik Terminasi Internasional, Michael Adiguna, Rabu 4 Februari 2015, mengatakan, pengalihan trafik panggilan luar negeri ini sudah diincar sejak awal.
Ia menjelaskan, modus pengalihan trafik ini memiliki beberapa tahapan. Pertama, trafik panggilan luar negeri disalurkan ke jaringan internet. Kemudian, ditujukan langsung ke perangkat SIMbox yang ada di Indonesia.
"Karena ada beberapa perangkat SIMbox, maka mesti ada router," kata Adiguna kepada VIVA.co.id.
Selanjutnya, pelaku memanfaatkan server yang bertugas membagi trafik, ke beberapa SIMbox, sesuai dengan operator tujuan panggilan. Server juga berfungsi mencatat riwayat panggilan, termasuk berapa menit total panggilan yang terjadi.
"Nanti, data panggilan itu dipakai untuk hitung-hitungan dengan pelaku di luar negeri. Dasarnya yang ada di server," tuturnya.
Adiguna menambahkan, modus pengalihan trafik panggilan ini dieksekusi partner di luar negeri, sebelum dipaksa disalurkan di SIMbox.
"Partner di luar negeri langsung menembak ke IP-nya pemain SIMbox, dari awal memang nggak langsung menggunakan jalur dari operator resmi," kata Adiguna.
Dia menduga, modus ini ditempuh oleh pelaku, dengan tujuan mendapatkan keuntungan lebih, dibanding trafik normal melalui jalur operator resmi.
Ia menggambarkan, selisih harga cukup signifikan bila dibandingkan sambungan internasional menggunakan operator resmi, yang memiliki lisensi Sambungan Langsung Internasional (SLI).
"Karena dengan banyaknya pengalihan trafik, malah lebih murah (bagi pelaku)" imbuh Adiguna.
Baca juga:
