CEO Gojek: Jika Ada Bentrokan Serius, Kami ke Jalur Hukum

Demi biaya kuliah, Yuli daftar jadi pengemudi GoJek
Sumber :
VIVA.co.id
- Chief Executive Ojek PT Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim, mengetahui bahwa bisnisnya ini akan mengundang gesekan di masyarakat. Ia pun mengungkapkan upaya perlindungan terhadap mitra pengemudinya bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan.


Nadiem menyadari bahwa perubahan ke arah positif selalu mengundang resistensi di tengah-tengah masyarakat. Padahal, kata dia, perubahan yang diusungnya ini membawa nilai yang lebih baik ke depannya.


Ia pun menegaskan kalau masih banyak masyakarat yang belum mengenal betul akan bisnis yang dijalani Go-Jek. Masyarakat, lanjutnya, masih menyebut Go-Jek sebagai pengusaha ojek yang memiliki armada.
PPAD Tuding Pemerintah Bocor Alus dan Masuk Angin


Pengemudi Gojek di Balik Hancurnya Blue Bird di Tanah Abang
"Kami hanya perusahaan aplikasi, bukan pengusaha ojek. Jelas, kami tidak punya armada. Kami hanya bermitra dengan ojek-ojek," ujar Nadiem di Midtown, Jakarta, Selasa, 30 Juni 2015.

10 Ribu Mobil Pribadi Berbasis Online Padati Jakarta

Terkait adanya gesekan antara pengendara Go-Jek dan non-Go-Jek yang marak terjadi, Nadiem menjelaskan kalau pihaknya terus mencoba melindungi mitra usahanya tersebut dengan menempuh jalur hukum.


"Kalau ada tingkat kekerasan dan beberapa hal yang sangat serius, kami akan tempuh jalur hukum. Kita sudah kerjasama dengan polisi. Tapi sampai sekarang,
alhamdulillah
, hal serius belum pernah terjadi," ujar dia.


Sementara, bila terjadi ancaman dari tukang ojek kepada pengendara Go-Jek, Nadiem mengemukakan perusahaannya hanya akan mensosialisasikan kepada masyarakat terkait bisnis usahanya ini.


"Kalau ada ancaman atau tensi dengan ojek lain, kami punya tim spesial atau satgas untuk turun langsung ke lapangan dan bersosialiasi untuk menjelaskan Go-Jek itu seperti apa. Kami ada bukan untuk berkompetisi, kami hanya ingin merangkul," tutur dia.


Diketahui, hingga saat ini pengendara ojek yang terdaftar jadi member Go-Jek berjumlah 10 ribu pengendara. Semua, tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya