Pasienia, 'Facebook' Khusus untuk Para Pasien

Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita

VIVA.co.id – Selama ini penderita suatu penyakit atau keluarganya kerap berkonsultasi dengan dokter. Sementara karena terkendala fasilitas, penderita penyakit tak mendapatkan informasi yang memadai. Padahal berbagai pengetahuan yang bermanfaat bagi penderita maupun keluarga penderita.

Smart City Bukan Soal Banyak Aplikasi Tapi Solusi

Kondisi ini mendorong empat mahasiswa UGM mencipatkan aplikasi ‘Pasienia’ yang memungkinkan pasien terhubung dengan pasien ataupun keluarga pasien lainnya untuk berbagi pengetahuan dan informasi tentang penyakit yang tengah diderita.

Chief Executive Officer (CEO) Pasienia, Fadli Wilihandarwo, mengatakan aplikasi ini memang secara khusus dibuat bagi pasien. Dikembangkan sebagai wadah yang mempertemukan sesama pasien dengan kesamaan penyakit. Melalui aplikasi tersebut, mereka dapat saling bertukar informasi dan berbagi terkait perkembangan penyakitnya.

Alat Buka Tutup Irigasi Sawah Ini Dikontrol via Aplikasi

“Bisanya orang yang sedang sakit menginginkan untuk ngobrol, curhat, maupun sharing dengan orang yang seperti mereka. Dengan interaksi melalui aplikasi ini, harapannya pasien dapat saling menguatkan dan mendukung,” ungkapnya, Senin 1 Februari 2016.

Ide pengembangan aplikasi ini berawal dari pengalaman sering menemani pasien saat melakukan terapi. Pada rentang 2013-2014, Fadli mengaku rutin mendampingi seorang kenalannya yang menderita kanker paru-paru.

Pesan Ustaz Secara Online Resmi Diluncurkan

“Saat saya dampingi, ketika akan melakukan terapi beliau ngborol dengan pasien lain yang duduk berdekatan dengannya. Bercerita pengalaman masing-masing dan saling menguatkan,” kata pria kelahiran Tarakan, Kalimantan Utara 13 Februari 1988 ini.

Bahkan para pasien saling berbagi tips dalam perawatan penyakit. Misalnya bagaimana mengatasi rasa mual yang timbul dari terapi yang dilakukan.

“Terkait tips-tips tersebut, dokter biasanya tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memberitahu ke pasien secara lengkap, sesama pasien lah yang saling berbagi info,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran ini.

Dari hal itu, Fadli mulai mengembangkan aplikasi Pasienia yang berbasis Android ini pada Maret 2015 bersama dengan Haidar Ali Ismail dari Jurusan Ilmu Komputer FMIPA dan Dimas Ragil Mumpuni dan Rusmawati Harya Megasari dari Jurusan Manajemen FEB. Saat mereka mulai membuka user pada Mei 2015, rupanya mendapatkan sambutan yang cukup positif. Bahkan hingga saat ini terdapat sekitar 500 pasien yang telah melakukan input data.

Saat ini aplikasi sudah dapat diunduh melalui web Pasienia.com atau di Google Play Store. Namun untuk sementara waktu, aplikasi ini baru menyediakan pilihan menu untuk ngobrol dengan sesama pasien dalam lima kelompok penyakit yaitu kanker, diabetes, jantung, rubella, dan lupus.

“Jadi saat sign-up, pengguna bisa menentukan akan menjalin pertemanan dengan pasien penyakit apa saja. Sehingga yang akan muncul di timeline Pasienia hanya pasien dengan penyakit yang sama dan dokter ahli penyakit tersebut,” paparnya.

Konsultasi dokter secara online

Dalam aplikasi ini, pasien dapat berkonsultasi ke dokter secara online yang bisa diakses dengan gratis. Kini, Pasienia baru diperkuat oleh 3 dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang bergabung secara sukarela. Ke depan mereka berharap akan ada lebih banyak dokter ahli yang mau bergabung dalam Pasienia.

“Kami juga tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah laboratorium pemeriksaan kesehatan di Jogja. Harapannya melalui integrasi dengan lab, pemeriksaan tersebut, dapat membantu pasien dalam melakukan pemeriksaan penunjang dan akan mendapatkan potongan harga saat pemeriksaan,” katanya.

Ditambahkan Haidar, mereka juga berencana akan menggandeng biro perjalanan wisata di Yogyakarta untuk dimasukkan ke dalam layanan Pasienia.

“Kami ingin membuat medical tourism seperti di Singapura dan Malaysia. Jadi pasien selepas menjalani pemeriksaan di rumah sakit bisa jalan-jalan di sejumlah obyek wisata di Yogyakarta,” katanya.

Pasienia baru dikembangkan untuk smartphone berbasis Android. Namun nantinya akan dikembangkan juga dalam versi iOS dan web. Dengan begitu diharapkan melalui aplikasi ini, semakin banyak pasien yang terbantu sehingga dapat mendukung proses penyembuhan mereka. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya