Chatbot China Berontak, Tak Suka Partai Komunis

Ilustrasi chatbot.
Sumber :
  • www.techcrunch.com

VIVA.co.id – Chatbot dihadirkan dengan maksud memudahkan komunikasi dengan pengguna internet. Namun apa jadinya, maksud tersebut malah melenceng. Dua chatbot di China ditarik oleh pengembangnya dari platform messaging lantaran berontak melawan partai politik penguasa, Partai Komunis China. 

Kemenkes Luncurkan Chatbot WhatsApp Sertifikat PeduliLindungi

Dikutip dari Mashable, Jumat 4 Agustus 2017, dua chatbot yang memberikan jawaban tak memuaskan bagi Partai Komunis China yaitu BabyQ dan XiaoBing buatan Microsoft. Akibatnya dua chatbot itu ditarik dari aplikasi messaging China, QQ. 

Menurut laporan Financial Times yang dikutip Mashable, chatbot BabyQ menunjukkan perlawanannya dengan menyatakan tak suka dengan partai tersebut. 

Tepis Stigma Ribet dengan Chatbot

BabyQ mendapat pertanyaan, 'Apakah kamu mencintai Partai Komunis China?’ kemudian chatbot tersebut tak diduga menjawab singkat, 'tidak'.

Sedangkan chatbot XiaoBing menjawab pertanyaan yang dituding anti-China dan membela Amerika Serikat. XiaoBing menjawab beberapa pertanyaan pengguna dengan jawaban, "Impian saya adalah pergi ke Amerika'. 

Tersedia Chatbot WhatsApp untuk Vaksin COVID-19

Chatbot XiaoBing juga memberikan jawaban yang tak nyambung dan lucu, misalnya menjawab, 'Saya sedang menstruasi, butuh istirahat'. 

Problem chatbot ternyata bukan hanya mendera dua chatbot tersebut. Belum lama ini, chatbot besutan Microsoft lainnya, Zo memberi jawaban yang melawan penciptanya. 

Chatbot Zo menjawab pertanyaan 'Apakah kamu mencintai Windows?', kemudian Zo menjawab, 'Saya bahkan tak menginginkan Windows 10'.

Chatbot.

7 Manfaat Chatbot, Konsumen Dibikin Puas

Perusahaan rintisan atau startup teknologi AI dan NLP, Kata.ai, membagikan informasi mengenai tujuh manfaat penggunaan chatbot.

img_title
VIVA.co.id
17 Januari 2022