Google Doodle dan Fridtjof Nansen Sang Ilmuwan Petualang

Google Doodle Fridtjof Nansen.
Sumber :
  • Google Doodle

VIVA.co.id – Setelah Bagong Kussudiardja, Google membuat Doodle khusus untuk merayakan ulang tahun ke-156 Fridtjof Nansen pada hari ini.

Ia merupakan sosok ilmuwan yang gemar berpetualang. Peraih gelar doktor bidang zoologi dari Royal Frederick University, Oslo, Norwegia, ini sudah ahli main ski semenjak muda.

Kemampuannya ini banyak membantu Nansen sebagai perintis penjelajahan medan yang tidak dikenal di dunia kala itu.

Coret-coretan kreatif di situs beranda mesin pencari Google menampilkan gambar hitam putih yang mengambil inspirasi dari petualangan Nansen menuju Kutub Utara dengan ski.

“Dia belajar ski cross-country hingga sejauh 50 mil (80 km) dalam sehari dengan bekal minim. Kadang hanya ditemani anjingnya,” tulis keterangan resmi Google.

Nansen lahir 10 Oktober 1861 di Oslo, merupakan orang pertama yang memimpin ekspedisi untuk mencapai Kutub Utara pada 1893. 

Namun, ekspedisi tersebut gagal mencapai tujuan. Nansen hanya berhasil mencapai garis lintang paling utara dari penjelajah pada saat itu.

Kendati demikian, pengalaman dan inovasi perlengkapan Nansen menjadi acuan generasi-generasi berikutnya yang berniat mencapai Kutub Utara atau Selatan.

Google Doodle Hari Ini Angkat Tema Hari Kemerdekaan Indonesia

Fridtjof Nansen.

Fridtjof Nansen.

Yudi Nugraha Lasminingrat Berterima Kasih Raden Ayu Lasminingrat Jadi Google Doodle 

Perang Dunia I berkecamuk pada 1914-1918 membuat eksplorasi Nansen terhenti. Pascaperang, ia justru mulai tertarik dengan politik internasional dan isu-isu kemanusiaan (humanitarian).

Ia iba melihat nasib tawanan dan para pengungsi perang, lalu berinisiatif mengadakan konferensi internasional di Jenewa, Swiss, untuk membuat sebuah dokumen perjalanan bagi pengungsi yang tidak punya kewarganegaraan (stateless) agar bisa diterima di negara lain.

Indonesian Poet Sapardi Djoko Damono Appears on Google Doodle Today

Dokumen tersebut lantas dikenal dengan nama Nansen Passport, yang diakui oleh 52 negara.

Usaha Nansen membantu orang-orang yang mencari rumah baru setelah perang ini membuatnya diganjar hadiah Nobel Perdamaian pada 1922.

Fridtjof Nansen, ilmuwan petualang, diplomat, sekaligus humanis, menghembuskan nafpas terakhir pada 13 Mei 1930. (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya