Data Sampah Tetap Jadi Sampah di Blockchain

Blockchain.
Sumber :
  • www.pixabay.com/maiconfz

VIVA – Banyak yang masih belum menyadari prinsip dari teknologi dalam manajemen data. Misalnya, data yang dimasukkan harus dalam keadaan rapi sebelum diolah.

Hari Raya Nyepi 2024, Pemprov Bali Matikan Layanan Data Seluler dan IPTV

Istilah garbage in-garbage out ini berlaku di hampir semua IT, termasuk dalam Blockchain itu sendiri.

“Dia datanya masih kotor berantakan, pakai Blockchain, bukan berarti datanya jadi bersih. Data yang masuk ke Blockchain namanya garbage in-garbage out. Semua IT, bukan cuman Blockchain, punya prinsip kalau yang masuk sampah yang keluar juga sampah,” kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Blockchain Indonesia, Pandu Satrowardoyo, di Jakarta, Kamis, 15 November 2018.

Iming-iming Internet Gratis dan Uang Rp20.000, Dua Bocah Disodomi di Kayong Utara

Saat memasukkan data yang salah ke dalam Blockchain akan tetap salah di sistem. Dia mencontohkan seperti yang terjadi di industri logistik. Data yang masuk bukanlah data yang akurat.

Kemungkinannya orang yang memasukkan datalah yang membuatnya seperti itu. Bisa dari pendidikan ataupun masalah insentif untuk melaporkan data benar.

Data Center Ini Ngakunya Paling Hemat Energi se-Jakarta

“Dia dibayarnya untuk jadi sopir kok, buat apa gue masukkin data lengkap. Jadi itu hal lain dalam segi blockchain tidak membantu,” ujarnya.

Pandu menyatakan ada dua cara data yang masuk ke Blockchain menjadi benar. Pertama membuat insentif bagi pegawai yang melaporkan datanya.  

Selain itu juga tidak akan diberikan insentif bila data yang dilaporkan salah. Adapula mengubah sistem pelaporan menjadi digital.

“Ada cara lain yaitu membuat digitasi. Jadi tidak memakai manual data entry. Pakai IoT misalnya pakai AI, jadi menjaga data yang masuk sesuai dengan kenyataan,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya