Geger Kalkulator Bisa Tau Kapan Manusia Meninggal Dunia

Kalkulator Mylongevity
Sumber :
  • Twitter @uniofeastanglia

VIVA – Para ilmuwan dari University of East Anglia (UEA), Inggris berhasil menciptakan kalkulator yang bisa memprediksi panjang atau pendeknya umur manusia. Kalkulator bernama Mylongevity itu akan menerawang hidup manusia dengan cukup memasukkan data pribadi seperti nama lengkap, usia, tinggi dan berat badan, jenis kelamin, serta kondisi kesehatan.

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Selanjutnya, kalkulator ini akan mengungkapkan berapa lama kemungkinan harapan hidup seseorang dalam 10 tahun ke depan. Peneliti Utama Elena Kulinskaya mengaku kalkulatornya juga bisa membantu orang meningkatkan harapan hidup mereka dengan membuat perubahan ke arah gaya hidup yang lebih sehat.

Baca: Apa Itu Lubang Cacing, Mampu Membuat Manusia Tembus Ruang dan Waktu

40 Ribu NIK KTP Warga Jakarta yang Sudah Meninggal Dinonaktifkan

"Jadi, setelah data pribadi diolah kalkulator Mylongevity, maka hasilnya memperlihatkan efek dari berbagai faktor medis dan gaya hidup. Nah, efek-efek inilah yang akan menunjukkan harapan hidup seseorang. Kuncinya ada di gaya hidup, kondisi medis, dan intervensi medis," ungkap Elena, seperti dikutip dari situs The Sun, Senin, 7 September 2020.

Ia juga menjelaskan, perangkat lunak atau software yang ada di kalkulator itu mereka kembangkan berdasarkan pada penelitian yang menggunakan catatan kesehatan elektronik.

7 Rahasia Google

Dalam analisa mereka tentang harapan hidup, Elena bersama ilmuwan lainnya mengikuti kohort yang terdiri dari 110 ribu orang sehat yang mencapai usia 60 tahun antara 1990 hingga 2000, selama 25 tahun ke depan, serta memperbarui status kesehatan mereka setiap enam bulan sekali.

"Hasil analisa ini lalu kami terjemahkan ke dalam harapan hidup untuk 648 profil risiko yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Daftar faktor risiko yang kami pakai termasuk hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, risiko serangan jantung, status merokok, dan penggunaan obat kolesterol," jelasnya.

Namun, lanjut Elena, ada pekerjaan rumah baru yang harus diselesaikan kalkulator Mylongevity. Aplikasi tersebut dirancang sebelum merebaknya pandemi Virus Corona COVID-19.

Ia bersama ilmuwan lainnya saat ini lagi mencari cara bagaimana mereka dapat memasukkan skenario perubahan harapan hidup seseorang jika terinfeksi virus ini lewat kalkulator. Jika berhasil maka hasilnya nanti akan diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Inggris.

"Harus diakui jika pandemi COVID-19 mengakibatkan penurunan harapan hidup bagi beberapa orang. Kami bekerja keras mencari cara untuk menyempurnakan kalkulator ini," tegas Elena.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya