VIVAnews - Kementerian Keuangan Taiwan menyatakan bahwa mereka tidak akan ikut campur dalam diskusi antara bank pemerintah dengan ProMOS Technologies seputar pinjaman darurat yang dibutuhkan ProMOS.
Dalam kasus yang disinyalir menggambarkan kondisi keseluruhan sektor industri dynamic random acess memory (DRAM) Taiwan, sejumlah bank dijadwalkan akan bertemu Senin, 16 Februari ini untuk memutuskan apakah mereka akan meminjamkan dana sebesar 147 juta dolar AS pada ProMOS. Produsen memori itu menyatakan bahwa mereka harus membayar obligasi sebesar US$ 330 juta dolar yang jatuh tempo Sabtu lalu.
Anggota kabinet lainnya memberikan tanggapan yang berbeda seputar sikap pemerintah terhadap pinjaman untuk ProMOS. Seperti VIVAnews kutip dari Taiwan News, 16 Februari 2009, Menteri Perekonomian Yiin Chii-ming, Jumat lalu memberikan pernyataan yang diinterpretasikan oleh media memberikan lampu hijau terhadap pinjaman. Tetapi menurut pernyataan yang dimuat di situs pemerintah, Minggu kemarin Menteri membantah berita yang beredar.
Menteri keuangan sendiri menyebutkan bahwa ia menghargai keputusan independen pihak bank, dan tidak akan ikut campur dalam proses negosiasi.
Bank of Taiwan, Land Bank of Taiwan, First Commercial Bank, dan Taiwan Cooperative Bank mengadakan pertemuan ulang Senin, 16 Februari ini setelah pada pertemuan sebelumnya gagal mencapai kesepakatan.
Menurut analis, nasib pinjaman untuk ProMOS diperkirakan akan mempengaruhi kondisi pasar saham. Selain itu, sektor industri DRAM Taiwan, yang sedang menghadapi kompetisi yang sengit dari produsen Korea Selatan juga dipertaruhkan.
Pemerintah Taiwan juga diperkirakan akan menghadapi kritik jika membiarkan salah satu perusahaan terkemuka negeri itu menghadapi masalahnya sendiri di tengah-tengah krisis ekonomi global dan meningkatnya angka pengangguran. Meski begitu, beberapa pengamat ekonomi menyatakan bahwa pemerintah harus membiarkan pasar memainkan peranannya dan tidak membiarkan uang dari pembayar pajak digunakan untuk membantu sektor yang sedang limbung.
VIVA.co.id
28 April 2024
Baca Juga :
Barang Paling Laris
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Empat dari sepuluh bank terbesar di Indonesia menaruh kepercayaan kepada Spentera perihal keamanan siber.
Ketiga faktor ini harus dipikirkan berurutan dalam menangkal operasi intelijen siber. Jangan terbalik. Kalau tidak dilakukan berurutan, maka akan jadi masalah.
Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil
Digilife
26 Apr 2024
Berbicara ukuran penis mungkin akan dipandang sebagai sesuatu yang tabu, tapi sebagian dari pria di dunia kerap membicarakan hal ini entah itu lebih besar atau lebih baik
Pimpinan Huawei, mengumumkan rencana perluasan global untuk perusahaan teknologi raksasa China tersebut. Xu menyatakan keyakinan bahwa HarmonyOS, sistem operasi Huawei.
Selengkapnya
Partner
Kehadiran layanan internet Starlink dari SpaceX yang segera masuk ke Indonesia telah menimbulkan berbagai reaksi, terutama di kalangan operator lokal untuk pelayanannya.
Perbandingan antara Yandex Browser dan Google Chrome dapat memberikan wawasan yang berguna bagi pengguna yang ingin memilih browser yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Klan Uchiha, dari kejayaan hingga tragedi, menciptakan naratif kehidupan Sasuke dan Naruto. Dalam kesendirian, mereka menemukan jalan untuk bertahan, terbantu oleh bantua
Fujifilm, ikon kamera, meluncurkan Instax Mini 99, kamera instan analog terbaru, meriahkan pasar Indonesia dengan fitur-fitur terbaru.
Selengkapnya
Isu Terkini