Cek Melahirkan Normal atau Cesar dengan Teknologi Undip Ini

Alat pengukur kontraksi uterus digital karya Undip Semarang
Sumber :
  • www.ristekdikti.go.id

VIVA.co.id – Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN, angka kematian ibu saat persalinan berjumlah 359 orang berbanding 100 ribu. Salah satu penyebabnya karena ibu memaksakan melahirkan ketika kondisi sudah lemah.

Bangga Karya Anak Bangsa, Platform Game Lokal Kian Berjaya

Untuk mengurangi angka kematian ibu ketika melahirkan ini, Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah bersama Politeknik Kesehatan Semarang menciptakan inovasi alat ukur kontraksi uterus digital.

"Dengan alat ini, kita dapat mengetahui pasien untuk melahirkan secara normal atau tidak," ujar Suryono, inovator alat ukur kontraksi uterus digital, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Selasa 15 Agustus 2017.

Kemenparekraf Dukung Penuh Karya Anak Bangsa Platform Komik Digital Comicone.id

Suryono menjelaskan, alat ukur kontraksi uterus digital merupakan bioelektrik yang terdiri dari rangkaian sensor, perangkat keras, dan perangkat lunak mikro prosesor. Alat ini dapat mengukur kontraksi rahim dengan cara menangkap sinyal dari aktivitas kelestarian rahim pada kehamilan dan persalinan. 

Alat ini dilengkapi dengan tiga buah elektroda  permukaan bioelektrik bahan AgCI yang dapat disterilkan dan tidak beracun, sehingga tidak menimbulkan alergi.  Elektroda ini bekerja dengan cara meneruskan aktivitas ion saat terjadi depolarisasi pada sel otot rahim melalui permukaan abdomen ibu. 

PNM Hadirkan Kembali MEA 2023 Dukung Karya Anak Bangsa

Inisiator alat ukur kontraksi uterus digital, Melyana Nurul mengatakan, alat ini sudah diuji coba dan sudah divalidasi oleh dokter Spesialis secara ilmiah. Selanjutnya alat ini diujicobakan di Rumah Sakit Undip, tingkat puskesmas, dan juga menguji 50 pasien persalinan. 

"Pada akhirnya alat ini dapat membantu persalinan pasien secara akurat untuk melahirkan, baik secara normal ataupun cesar," kata Melyana. 

Alat tersebut, kata Melyana, tidak bisa digunakan secara pribadi, dan hanya bisa digunakan oleh bidan-bidan yang sudah mengikuti pelatihan. Ada prosedur tetap untuk bidan dalam memeriksa kontraksi. 

"Dengan alat ini kita bisa lihat dari frekuensi yang dikeluarkan, apakah kontraksi ini bisa membuat pembukaan atau tidak. Karena untuk mendapatkan bukaan yang bagus harus mendapatkan 90 volt," ujar dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya