Grab Klaim Kuasai 65 Persen Pasar Transportasi Online di Indonesia

Aksi unjuk rasa ojek online.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Perusahaan aplikasi berbasis transportasi, Grab, mengklaim telah menguasai 65 persen dari pasar transportasi online di Indonesia. Selain itu, mereka juga akan berinvestasi di startup Indonesia sebesar US$250 juta atau Rp3,61 triliun melalui Grab Ventures.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Namun tidak disebutkan nama perusahaan rintisan yang akan disuntik dana oleh mereka. Hal ini diungkapkan seorang sumber di internal Grab, seperti dikutip Reuters, Rabu, 29 Agustus 2018. Pesaing Gojek ini akan fokus di sektor mobilitas, makanan, logistik, fintech dan layanan O2O (online ke offline) lainnya.

Baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Singapura itu sudah mengumpulkan pendanaan baru yang nilainya mencapai US$1 miliar atau Rp14,43 triliun dengan Asia Tenggara sebagai pangsa pasar prioritas.

Viral Emak-emak di Taput Dituduh Curi Ketang Dihukum Telanjang, Begini Kata Polisi

Sementara itu, Gojek belum lama ini merilis pernyataan bahwa mereka makin dekat mencetak keuntungan di hampir semua layanan mereka, kecuali segmen transportasi.

"Kami melihat banyak daya tarik offline ke online pada semua bisnis kami, dan kami hampir mencetak keuntungan, kecuali segmen transportasi," kata Bos Gojek, Nadiem Makarim, belum lama ini.

Chery Perluas Jaringan Diler di Kota Satelit Jakarta

Selain segmen transportasi, Gojek memiliki segudang layanan yakni Go-Food, Go-Box, Go-Tix, Go-Med, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Auto, Go-Pay, Go-Points, Go-Pulsa, dan Go-Bills.

Kendati demikian, Gojek mengklaim kalau saat ini sudah menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan trafik setidaknya mencetak lebih dari 100 juta transaksi per bulan dari 20-25 juta pengguna bulanan mereka.

Dengan traksi yang makin besar dan sukses di kandang, Gojek kini mengepakkan sayap bisnisnya dengan berekspansi ke pasar luar negeri. Pada Mei lalu, Gojek siap menginvestasikan US$500 juta atau Rp7,1 triliun untuk ekspansi layanan mereka di Vietnam, Singapura, Thailand dan Filipina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya