- Techinasia
VIVA – Strategi Gojek melokalkan perusahaannya di dua negara di Asia Tenggara menuai pujian. Managing Director International Data Corporation for ASEAN, Sudev Bangah mengatakan, perusahaan milik Nadiem Makarim itu dinilai paham bagaimana menggaet pelanggan di luar Indonesia.
"Its good, very good. Mereka lebih mengerti budayanya. How to talk to the customer. Bahasanya juga harus pakai bahasa sana, gitu," kata Sudev di Jakarta, Kamis Malam, 30 Agustus 2018.
Selain itu, ia mengungkapkan, sebagian besar negara di Asia Tenggara mendukung produk lokal atau local brand. Dengan begitu, apa yang dilakukan Gojek tentu lebih bisa diterima masyarakat di negara tersebut. Seperti diketahui, Gojek resmi beroperasi di Vietnam melalui Go-Viet dan Thailand dengan nama Get.
Adapun target selanjutnya yang akan disambangi Gojek adalah Filipina, Malaysia, dan Singapura. Sudev menambahkan, apa yang diterapkan Gojek tidak diikuti oleh dua negara tetangga Indonesia, Singapura dan Malaysia, karena kedua negara ini lebih memilih memakai merek internasional.
Ia juga memandang, setelah Gojek memperluas pangsa pasar, pesaingnya, Grab seperti 'kebakaran jenggot' dan berupaya mengejar untuk mempertahankan dan merebut hati masyarakat Asia Tenggara.
Lantas, siapa yang akan jadi pemenang? "Saya tidak tahu siapa yang akan memenangkannya. Tapi saya melihat keduanya akan lebih fokus pada layanan di luar transportasi," tegas Sudev.
Ia juga melihat bahwa saat ini layanan transportasi lebih ke arah komoditas. Sudev mengaku sulit menghasilkan uang lebih banyak jika hanya mempertahankan dari layanan transportasi. Sedangkan, layanan lainnya akan diperjuangkan untuk menghasilkan pundi-pundi keuntungan bagi perusahaan.
"Kalau bicara Gojek dan Grab maka keuntungan mereka datang dari layanan non-transportasi. Seperti makanan dan minuman serta layanan lainnya." (mus)