Decacorn Pertama di Asia Tenggara Diguyur Uang Rp20,65 Triliun

Grab Indonesia luncurkan fitur tombol darurat.
Sumber :
  • VIVA/Novina Putri Bestari

VIVA – Aplikasi transportasi online Grab meraih pendanaan seri H dari SoftBank Vision Fund sebesar US$1,46 miliar atau Rp20,65 triliun.

Dengan tambahan dana ini, maka pesaing Gojek tersebut telah menerima total pendanaan seri H yang nilainya lebih dari US$4,5 miliar atau Rp63,65 triliun.

Mengutip situs TechCrunch, Rabu, 6 Maret 2019, beberapa investor lain yang termasuk dalam putaran pendanaan seri H di antaranya Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital dan Yamaha Motor.

Akhir 2018, Grab dikabarkan mengantongi pendanaan US$3 miliar, sehingga total valuasi (nilai perusahaan) Grab mencapai lebih dari US$11 miliar.

Lalu, pada akhir Februari lalu, Grab telah menyatakan 'naik kelas' menjadi startup dengan status decacorn pertama di Asia Tenggara. Decacorn merupakan istilah perusahaan dengan nilai valuasi lebih dari US$10 miliar.

Dengan tambahan suntikan dana dari Softbank ini maka valuasi Grab ditaksir menjadi sekitar US$12 miliar atau Rp167,21 triliun. Managing Director Softbank, David Thevenon, mengaku jika perusahaannya telah menjalin kerja sama dengan Grab selama bertahun-tahun.

Alasan SoftBank mengucurkan modal lagi lantaran untuk mendukung kemajuan evolusi teknologi yang berbasis pengguna.

"Investasi ini akan membantu Grab mengeksplorasi peluang baru yang menarik dalam memenuhi seluruh kebutuhan mobilitas berdasarkan permintaan pengguna (on-demand mobility), layanan pengiriman, dan layanan keuangan sehingga perusahaan ini bisa terus mengembangkan platform online-to-online di seluruh Asia Tenggara," ungkapnya.

Soal Rencana Buyback Saham, Dirut Goto Kedepankan Prinsip Kehati-hatian

Kucuran dana segar untuk Grab hanya berselang satu hari setelah Gojek mengumumkan suntikan sebesar US$100 juta dari pendanaan seri H. Selama enam bulan terakhir, Gojek telah berekspansi ke Vietnam, Thailand, dan Singapura. Tahun ini mereka berencana untuk masuk ke pasar Filipina.

CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo saat IPO GoTo di BEI.

Pendiri GoTo Andre Soelistyo Lepas Jabatan Komisaris

GoTo akan mengikuti dan menjalankan ketentuan yang diatur di dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 33/2014 dan anggaran dasar perseroan.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024