Coba Memukau Generasi Muda Lewat Bisnis Kurir

Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti.
Sumber :
  • Dok. TIKI

VIVA – Perusahaan jasa pengiriman PT Citra Van Titipan Kilat atau Tiki mengajak generasi muda Indonesia untuk tidak lagi menunda impiannya memulai bisnis dan lebih optimis melihat peluang pasar di era normal baru. Bisnis franchise dapat menjadi pilihan para calon pebisnis muda yang mau mulai membangun usaha tanpa harus dari nol.

Banyak Pilihan untuk Berkomunikasi di Era Digitalisasi

"Dalam memilih bisnis franchise yang potensial di masa mendatang. Para calon pebisnis perlu mempertimbangkan beberapa aspek penting, antara lain besarnya segmen pasar yang ditargetkan, resistensi bisnis, rekam jejak dan visi perusahaan, sistem waralaba yang ditawarkan dan profitabilitas, serta modal," kata Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti kepada VIVA Tekno, belum lama ini.

Ia melanjutkan bahwa calon pebisnis perlu melakukan riset dan menggali sebanyak mungkin informasi terkait perusahaan dan bisnis franchise yang ditawarkan. Agar dapat melakukan analisa bisnis yang lebih matang ketika memutuskan bisnis franchise mana yang akan dijalankan.

Buka IFBC, Kemendag Targetkan Tumbuh Wirausaha Baru

Lebih lanjut Yulina menekankan pentingnya mencari tahu seberapa transparan perusahaan franchise memaparkan sistem waralabanya mencakup persyaratan, jenis-jenis mitra waralaba yang ditawarkan, nilai investasi, sistem pembagian komisi dan besaran komisi yang diterima, hingga proyeksi balik modal (break even point/BEP).

Kerja Keras Tak Khianati Hasil

Jasa kurir Tiki atau Titipan KIlat.

Photo :
  • Twitter.com/@IdTiki

"Kepedulian kami dalam pengembangan mitra waralaba juga menjadi faktor penting, karena Anda pastinya ingin mengasah dan mengembangkan kemampuan berbisnis, tidak hanya sekadar sebagai penanam modal," jelas dia.

Berbicara dari aspek resistensi bisnis, bisa dilihat beberapa sektor bisnis yang cukup berjalan baik, bahkan meningkat di masa pandemi COVID-19. Salah satunya bisnis kurir, yang bahkan menjadi sektor krusial saat ini dengan meningkatkan transaksi online yang membutuhkan kurir dalam hal pengantaran.

"Di masa pandemi 2020-2021 di mana mayoritas sektor bisnis mengalami penurunan, bisnis kami tetap dapat bertumbuh. Kami juga memanfaatkan momentum tersebut dengan berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan selama pandemi," ungkap Yulina.

Dari sisi sistem waralaba dan komisi, Tiki memberikan fleksibilitas bisnis dengan pembagian keuntungan yang transparan dan sangat menarik.

Terdapat dua jenis waralaba yang ditawarkan, yaitu Tiki Gerai dan Tiki Booth, dengan besaran komisi harian sebesar 21 persen dari total omzet per hari dan tambahan bonus dari pencapaian omzet selama satu bulan dengan perhitungan persentase hingga mencapai 6 persen, dengan total pendapatan mencapai 27 persen.

"Untuk jumlah modal yang perlu dipersiapkan tergolong ringan, dengan kisaran Rp10 juta sampai Rp17,5 juta untuk biaya kemitraan," tegas Yulina. Hingga saat ini, Tiki telah memiliki lebih dari 3.700 mitra bisnis yang bergabung dan tumbuh bersama.

Jasa kurir Tiki atau Titipan KIlat.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Tidak hanya bisnis franchise, Tiki juga memiliki berbagai fasilitas digital dan akan terus dikembangkan serta mengoptimalkan teknologi yang dikembangkan oleh tim IT internal. "Kami fokus pada pengembangan dan inovasi teknologi. Baik teknologi backbone operasional maupun teknologi interface dengan pelanggan," paparnya.

Untuk backbone operasional, Yulina mengaku mempunyai smart control tower yang memetakan produktivitas kurir dan load barang setiap jamnya. Sementara interface dengan pelanggan, Tiki memiliki berbagai layanan digital, seperti Tiki App dan website.

"Kami juga melakukan penguatan kompetensi digital seluruh karyawan secara reguler. Mulai dari kurir, customer service, staf operasional dan staf perkantoran dengan berbagai pelatihan dan uji kompetensi," ungkap Yulina.

Lantas, bagaimana Tiki memandang persaingan di bisnis jasa pengiriman yang dilakukan oleh perusahaan transportasi online?

Menurutnya, Tiki selalu memfokuskan pada tiga area yang dijaga, termasuk dalam kondisi pandemi seperti sekarang. Ketiganya yaitu operational excellences (kecepatan, keamanan, dan real-time tracking), customer intimacy (kemudahan transaksi mulai dari proses booking, penjemputan barang hingga pilihan pembayaran), serta product leadership (inovasi layanan berbasis teknologi).

"Perusahan logistik perlu terus berinovasi menyediakan produk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Inovasi produk dan layanan terbaru adalah Tiki Putar (Jemput Antar), Tiki App, serta Jempol. Kami juga menyediakan kanal komunikasi yang lebih fleksibel via WhatsApp, media sosial atau web chat," jelas Yulina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya