Sumber :
- Vivanews/Agus
VIVAnews
- Memesan taksi kini semakin canggih. Pemesanan bisa dilakukan melalui smartphone dan para sopir bisa berinteraksi dengan smartphone mereka sambil bekerja.
Sayangnya, sopir taksi sering kebingungan saat menggunakan gadget untuk menunjang pekerjaannya, padahal saat ini aplikasi pemesanan taksi sering dimanfaatkan penumpang.
Baca Juga :
Cek Fakta: Timnas Indonesia U-23 Dibela Ronaldo dan Messi Akibat Dicurangi Wasit di Piala Asia
Baca Juga :
Terpopuler: Jawaban Mamah Dedeh Soal Menantu Perempuan, Persiapan Penting Sebelum Menikah
Selain itu, Herman mengungkapkan ada sopir-sopir tidak paham apa yang dijelaskan oleh pengajar saat pelatihan. Namun, bila mengobrol di warung kopi, mereka langsung memahaminya.
"Bervariasi, tergantung sopirnya. Ada yang satu minggu melakukan training bisa paham ada juga yang sampai 10 hari lebih. Jadi, perlu pendekatan personal," ucapnya.
Bagi, mereka yang tidak mempunyai ponsel pintar, kata Herman, GrabTaxi akan memfasilitasinya.
"Mereka bisa kredit smartphone. Kebanyakan sopir yang kita miliki begitu," katanya.
Pada kesempatan tersebut, GrabTaxi memperkenalkan aplikasi mobile versi beta untuk Indonesia. Indonesia menjadi negara keenam yang merasakan aplikasi ini, di mana sebelumnya sudah diperkenalkan di Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Vietnam.
Dengan ekspansi ini, GrabTaxi mengklaim menjadi perusahaan startup pertama yang berkembang menjadi aplikasi smartphone pemesanan taksi nomor satu di Asia Tenggara.
Untuk menjaga tren tersebut, dalam situasi kenaikan BBM, perusahaan korporat itu memberikan diskon Rp10 ribu tanpa batas hingga akhir tahun bagi pengguna yang mengunduh dan menggunakan aplikasi GrabTaxi saat memesan taksi.
"Selain itu, pengguna akan mendapatkan hadiah sebagai gimmick. Misalkan argo naik (karena naiknya BBM), tidak masalah karena ada diskon dan hadiah," ucap Herman.
Sekadar informasi, saat ini ada sekitar 2,3 juta orang yang telah mengunduh aplikasi GrabTaxi secara global.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, Herman mengungkapkan ada sopir-sopir tidak paham apa yang dijelaskan oleh pengajar saat pelatihan. Namun, bila mengobrol di warung kopi, mereka langsung memahaminya.