Orang Pertama di Orbit Bulan: Misi ke Bulan Sangat Membosankan

Frank Borman, manusia pertama yang mengorbit Bulan
Sumber :
  • Instagram/@astronotmovie

VIVA – Orang pertama yang mengorbit di Bulan, Frank Borman mengakui pengalaman tersebut hanya menyenangkan selama 30 detik. Setelah setengah menit itu, dia mengaku rindu sekali untuk segera kembali ke Bumi dan menemui keluarganya. Dia merasakan pengalaman mengorbit satelit Bumi itu sangat membosankan.

Manajemen Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya Jadi Tersangka Korupsi Timah

Borman yang saat ini berusia 90 tahun mengungkapkan, saat teman-teman astronaut lainnya terpukau dengan pencapaian luar biasanya kala itu, dia justru merasa bosan.

Borman merupakan komandan pada misi Apollo 8  yang meluncur pada 1968. Borman mengatakan, Bulan sebagai nuansa abu-abu yang berbeda

Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I-2024 Naik 18,07 Persen

"Saya ada di sana karena pertempuran Perang Dingin. Saya ingin berpartisipasi dalam petualangan Amerika mengalahkan Uni Soviet. Namun satu hal yang memotivasi saya adalah mengalahkan orang Rusia," ujar Borman dilansir dari laman Daily Mail, Senin 3 September 2018.

Istri dan anak-anak Borman tinggal di rumah saat Apollo 8 diluncurkan. Dia menyatakan, keluarganya sulit melihatnya berada di roket yang disebut sebagai benda berisik.

7 Bandara Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang

Borman mengatakan, terbang tanpa bobot di angkasa tidak terlihat keren. Malah dia menuturkan, tidak memiliki keinginan untuk menginjakkan kaki di Bulan seperti yang dilakukan Buzz Aldrin 7 bulan setelah pencapaiannya. 

Alasan Borman sederhana saja, dia tak mau membahayakan dirinya demi keluarganya. 

"Seseorang ingin melakukannya. Biarkan mereka mengambil tempat saya. Saya sayang keluarga saya melebihi apa pun di dunia," ujarnya.

Dia menuturkan, titik tertinggi penerbangan yang ia lakukan pada kala itu adalah melihat Bumi saat itu adalah 240 ribu mil atau sekitar 380 ribu kilometer. 

Menurutnya saat kembali ke Bumi dan bertemu dengan keluarga, istri, dan orangtuanya, dia menjadi paling menyenangkan. Titik tinggi penerbangan bagi Borman adalah saat mengetahui orang-orang tersebut masih hidup. 

Pengalaman misi luar angkasanya juga hampir tidak pernah dibahas oleh Borman bersama istri dan dua anak laki-lakinya. 

"Saat itu adalah waktu yang indah untuk reuni dan emosi, dan hal terakhir dari pikiran saya adalah memberitahu mereka bentuk Bulan." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya