Logo WARTAEKONOMI

Era Revolusi Industri 4.0, Koperasi Diminta Jangan 'Jadul'

Era Revolusi Industri 4.0, Koperasi Diminta Bertransformasi. (FOTO: Kemenkop dan UKM)
Era Revolusi Industri 4.0, Koperasi Diminta Bertransformasi. (FOTO: Kemenkop dan UKM)
Sumber :
  • wartaekonomi

"Kita tidak lagi bicara kuantitas, melainkan kualitas. Kalau ada koperasi yang sudah tidak aktif, ya akan kita bubarkan. Itulah fenomena yang terjadi dalam lima tahun terakhir," jelas Rully.

Ia juga meyakini bahwa program rebranding dan menampilkan citra baru bagi koperasi akan membuahkan hasil, khususnya di kalangan generasi milenial. "Kita terus membangun citra baru koperasi yang selama ini masih dianggap jadul. Saatnya membangun generasi baru," katanya lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Prof Rully juga menyaksikan penyerahan penghargaan Koperasi Berprestasi di Provinsi DI Yogyakarta. Diantaranya, KSP Credit Union Dharma Bakti, Koperasi Pegawai Republik Indonesia Mapan Sejahtera UNY (koperasi konsumen), KUD Sedyo Rahayu (koperasi produsen), Koperasi Karyawan PT Medaridoteks (koperasi pemasaran), dan Koperasi Karlisna (koperasi jasa).

Sementara Bupati Sleman Sri Purnomo menjelaskan, pihaknya terus berupaya mengangkat image koperasi di tengah masyarakat. Bahkan, mengenalkan koperasi di kalangan masyarakat kelas menengah dan atas. 

"Tak hanya itu, kita juga akan terus membuka peluang jalinan usaha di antara koperasi, khususnya di Yogyakarta. Yang jelas, koperasi itu bukan bisnis ecek-ecek," ucap Sri Purnomo.

Di samping itu, kata Sri Purnomo, pihaknya juga mengenalkan perkoperasian untuk kalangan usia dini seperti PAUD dan TK. "Jadi, ketika mereka beranjak dewasa atau masa SMA, sudah paham dan mengerti tentang sistem ekonomi bernama koperasi," kata Bupati Sleman.

Sri Purnomo memaparkan, saat ini jumlah koperasi di Sleman sebanyak 415 koperasi, dan sudah masuk kategori koperasi bagus dan sehat. Dari jumlah itu, 48 persen di antaranya merupakan koperasi sektor riil, sedangkan 52 persen koperasi simpan pinjam.