Kubus Bom Nuklir Nazi Jerman Diidentifikasi

Nazi Jerman.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Para ilmuwan telah mengembangkan metode baru untuk mengidentifikasi dan melacak asal-usul ratusan kubus uranium yang hilang dari program bom nuklir Nazi Jerman. Kubus Heisenberg merupakan komponen penting dari rencana Nazi untuk membangun reaktor nuklir dan bom atom.

5 Film Romantis Berlatar Perang Dunia II, Kisah Cinta di Tengah Kekacauan

Terdapat lebih dari 600 Kubus Heisenberg disita dari laboratorium rahasia bawah tanah di Jerman selama Perang Dunia II dan dibawa ke Amerika Serikat (AS). Lalu, ada lebih dari 1.200 kubus uranium diyakini dibuat dan disebar di seluruh negara yang pernah dipimpin Adolf Hitler itu.

Namun, sampai saat ini para peneliti hanya mengetahui sekitar 12 titik lokasi. Teknik baru diuji pada sebuah kubus yang secara misterius di Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) di ibu kota AS, Washington DC.

Jiper, Komandan Armada Perang Amerika Anggap China Lebih Ganas dari Nazi

Cara itu dipresentasikan pada pertemuan American Chemical Society dan dikatakan dapat membantu melacak bahan nuklir yang diperdagangkan secara ilegal. Di samping kubus uranium, para peneliti juga memiliki akses ke beberapa kubus lain yang dipegang oleh kolaborator penelitian.

Mereka berharap teknik barunya itu tidak hanya dapat mengkonfirmasi asal-usul Kubus Heisenberg milik Nazi Jerman, tetapi juga mengikatnya ke laboratorium tertentu tempat kubus uranium tersebut pertama kali dibuat.

Sepasang Pesawat Bom Nuklir Rusia Gentayangan di Langit Jepang

"Kami tidak tahu pasti apa kubus itu benar-benar berasal dari program Nazi Jerman. Kami ingin membuktikannya dengan membandingkan sama kubus yang berbeda untuk melihat apakah kami dapat mengklasifikasikannya menurut kelompok penelitian tertentu," kata Jon Schwantes, ilmuwan senior PNNL, dikutip dari Livescience, Kamis, 26 Agustus 2021.

Schwantes dan para peneliti PNNL mengaku jika mereka memiliki Kubus Heisenberg, tetapi pada akhirnya menjadi tidak yakin. Untuk menguji asal kubus itu maka tim mengandalkan radiokronometri, teknik yang digunakan ahli geologi untuk menentukan tanggal sampel batuan dan mineral purba berdasarkan keberadaan isotop radioaktif alami.

Teknik ini dapat mengungkapkan usia kubus serta berpotensi mengetahui di mana uranium asli ditambang. Teknik ini mungkin tidak hanya berguna dalam menemukan asal-usul Kubus Heisenberg, namun juga dalam menelusuri asal bahan nuklir selundupan lainnya.

Karena laboratorium Nazi yang berbeda menerapkan lapisan luar kimia yang berbeda pada kubus mereka untuk membatasi oksidasi, maka teknik kedua yang dikembangkan tim juga dapat melacak kubus uranium tersebut hingga siapa saja ilmuwan yang menciptakannya.

"Saya senang program bom nuklir Nazi Jerman tidak secanggih yang mereka harapkan sampai akhir Perang Dunia II. Karena, jika tidak maka dunia akan menjadi tempat yang berbeda," tutur dia.

Teknologi nuklir Jerman dua tahun lebih dulu mengungguli AS dan Uni Soviet – sekarang Rusia. Fisikawan mereka bereksperimen dengan atom bahkan sebelum perang dimulai. Pada Desember 1938, ahli kimia Jerman, Otto Hahn dan asistennya Fritz Strassman, menemukan fisi nuklir untuk pertama kalinya.

Mereka menyebutnya sebagai uranmaschine (mesin uranium), dan mereka sendiri disebut Uranverein atau Uranium Club. Uranverein melanjutkan eksperimen-eksperimennya di Universitas Georg-Agustus Göttingen. Namun, sempat dibubarkan karena Hitler menginvasi Polandia pada 1939, sehingga banyak fisikawan dipanggil untuk pelatihan militer.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya