Kisah Atlet Yahudi Membela Jerman di Era Nazi

Rudi Ball
Sumber :
  • dirkdeklein.net

Jerman – Rudi Ball adalah atlet hoki es andalan tim Jerman pada 1930-an. Lahir di Berlin pada 1911, dia merupakan bungsu dari tiga bersaudara yang keluarganya aktif bermain hoki es.

Apes, Karyawan Diler Bikin Ferrari F40 Seharga Rp51 Miliar Ringsek Parah

Ayah Ball merupakan pedagang tekstil Yahudi dan ibunya seorang Kristen yang berasal dari Kalininggrad. Sejak masih remaja, Ball dan dua saudaranya membela tim lokal Berliner SC.

Berkat penampilan apiknya, mereka dipanggil untuk membela tim Jerman. Pada momen itu, hoki es sedang naik daun di Jerman. Ball turut membantu Jerman merebut medali perak Kejuaraan Dunia 1930, dan perunggu di Olimpiade Musim Dingin 1932.

Profil Dio Novandra, Pacar Megawati Hangestri yang Dikenalkan ke Para Pemain Red Spark

Rudi Ball

Photo :
  • littlethings.com

Setahun berselang, situasi politik di Jerman semakin tidak menentu. Adolf Hitler dan Partai Nazi berkuasa, dan itu membuat Ball bersaudara pergi.

Berapa Usia Seseorang Dianggap Tua?

Rudi Ball dan saudaranya menerima tawaran untuk bermain di Italia dan Swiss. Mereka berusaha menghindari situasi mencekam di Jerman karena terus meningkatnya penganiayaan terhadap orang Yahudi.

Mengutip BBC Sport, Jerman menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1936. Komite Olimpiade Internasional (IOC) meminta pemerintah untuk memastikan jaminan keselamatan kontingen.

Pemerintah Nazi menjawab bahwa orang Yahudi Jerman masih memenuhi syarat untuk main di tim nasional. Tapi, keleluasan dalam memilih tetap ada pada mereka.

Rudi Ball yang menonjol sebagai atlet hoki es sempat tidak ada di dalam daftar pemain. Akan tetapi, rekan setimnya, Gustav Jaenecke langsung memberi respons.

Dia menyadari betapa pentingnya Ball bagi tim. Jaenecke mengambil sikap tidak mau ikut dalam skuad jika Ball tidak dibawa. Partai Nazi sampai harus melakukan pertemuan rahasia dengan Ball.

Dari sana diputuskan Ball masuk dalam skuad. Sang atlet setuju juga, tapi dia meminta agar keluarganya diizinkan meninggalkan Jerman setelah Olimpiade selesai.

Ketika pertandingan pertama dilangsungkan, Jerman menelan kekalahan dari Amerika Serikat yang juga memiliki skuad mumpuni. Pertandingan kedua melawan Italia pun jadi penentuan.

Mereka harus menang jika tak ingin gugur di awal. Jerman berhasil menang 3-0, dan Ball mencetak gol yang ketiga. Saat itu petinggi Nazi, Rudolf Hess dan Joseph Goebbels hadir.

Pada pertandingan ketiga di grup melawan Swiss, Ball kembali menyumbangkan gol. Jerman dibawanya memenangkan pertandingan dengan kedudukan 2-0.

Jerman melaju ke babak grup kedua dan menang melawan Hungaria. Sayangnya pada kesempatan itu Ball mengalami cedera. Dia sempat memaksa tampil, namun sumbangsihnya jadi berkurang selama sisa turnamen.

Ball yang tidak bisa maksimal berdampak kepada Jerman. Mereka menelan kekalahan dari Britania Raya dan Kanada. Tuan rumah gagal melaju ke perebutan medali.

Di akhir Olimpiade, jurnalis asal Kanada, Matthew Halton coba mencari Ball untuk melakukan wawancara. Dia bertanya soal perasaan sang atlet soal mewakili rezim Nazi.

"Itu mungkin malah merugikan mereka," jawab Ball.

Halton menggambarkan Ball sebagai sosok yang cerdik. Karena dia menyebut sesama Jerman dan timnya sebagai 'mereka' bukan 'kami'. Itu dilakukan sepanjang wawancara.

Ball juga mengutarakan jika fokusnya setelah Olimpiade adalah keluarga. Pihak berwenang menepati janji. Kurang enam bulan setelah Olimpiade Musim Dingin selesai, orang tua dan saudaranya keluar dari Jerman menuju Afrika Selatan.

Namun teka-teki yang lama tak terpecahkan adalah nasib Ball. Ada laporan yang menyebut dia diminta untuk tetap bertahan di Jerman dengan keistimewaan perlindungan dari rezim Nazi.

Pada 1945, Gordon Dailey, penggawa tim hoki es Britania Raya di Olimpiade Musim Dingin 1936 melakukan perjalanan ke Jerman. Momennya adalah tiga hari setelah Hitler dikabarkan melakukan bunuh diri.

Dia bertemu dengan Ian Gordon, seorang koresponden perang yang pernah mewawancarainya di pertandingan hoki es Olimpiade. Keduanya kemudian melakukan perjalanan menggunakan mobil.

Saat berada di tengah kota, mereka berdua dibuat terkejut melihat seorang pria yang terlihat acak-acakan sedang mengantre makanan dari pasukan sekutu. Keduanya sangat yakin itu adalah Rudi Ball.

Pertanyaan pun muncul. Bagaimana Ball bisa selamat dari perang? Bagaimana dia selamat dari genosida rezim Nazi?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya