21 Desember Dilarang Keluar Rumah, Benarkah?

Ilustrasi jarak Bumi dengan Matahari.
Sumber :
  • IBTimes UK

VIVA Tekno – Baru-baru ini beredar imbauan di media sosial untuk tidak keluar rumah pada Rabu, 21 Desember 2022. Ini terkait dengan fenomena solstis yang akan terjadi pada 22 Desember pukul 04:49 WIB/05:49 WITA/06:49 WIT.

Kurangi Sampah Domestik, Begini Strategi KPC Dukung Sistem Pengolahan Kompos di Sangatta

"Solstis sebenarnya hanyalah fenomena astronomis biasa," terang peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang di laman Edusainsa BRIN, Minggu 18 Desember 2022.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa solstis berasal dari bahasa Latin. Solstitium terdiri dari dua kata, Sol yang bermakna Matahari dan Stitium (bentuk kerja Sistere) yang berarti tempat berhenti, singgah atau balik. 

Masuk Jadi 7 Kontributor Pajak Terbesar, BUMI Raih Penghargaan Kemenkeu

Jadi Solstis dapat disepadankan sebagai titik balik Matahari. Secara khusus fenomena ini didefinisikan sebagai peristiwa ketika Matahari berada paling Utara maupun Selatan ketika mengalami gerak semu tahunannya terhadap ekuator langit. Ini terjadi dua kali dalam setahun, di bulan Juni dan Desember.

KPC Sulap Lahan Bekas Tambang Jadi Peternakan Sapi Terpadu

Penyebab terjadinya Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika (sumbu kutub utara-selatan ekliptika). 

"Saat Bumi berotasi, sekaligus mengorbit Matahari, terkadang Kutub Utara dan belahan Bumi utara condong ke Matahari. Sementara Kutub Selatan menjauhi Selatan dan Belahan Bumi Matahari saat bulan Juni," kata Andi.

Sedangkan di bulan Desember, Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari dan Kutub Utara serta belahan Bumi utara menjauhi Matahari.

Adapun dampak dari Solstis Desember di antaranya seperti Matahari akan berkulminasi paling selatan saat tengah hari, intensitas radiasi Matahari akan maksimum untuk lintang sedang belahan Bumi Selatan. Sedangkan untuk lintang sedang belahan Bumi utara, intensitas radiasi Matahari akan minimum.

Bumi dan Matahari yang dilihat dari luar angkasa.

Photo :
  • Getty Images

Lainnya termasuk panjang siang akan lebih lama dibanding malam, terjadi Matahari tengah malam (midnight Sun) di Bumi bagian selatan. Sedangkan di bagian utara waktu siang akan lebih pendek.

"Dampak solstis yang dirasakan oleh manusia tentu tidak seekstrem yang dinarasikan seperti pada imbauan yang disinformatif dan menyesatkan meski saat itu terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob," ujarnya.

Solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat mempengaruhi iklim dan musim di Bumi. Sedangkan fenomena bencana alam disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib

Kemenag Akan Gelar Pengukuran Arah Kiblat Diikuti Sejuta Masyarakat, Cetak Rekor MURI

Kementerian Agama, Kemenag, pada Senin 27 Mei 2024 akan menggelar Hari Sejuta Kiblat. Acara itu jug untuk memanfaatkan peristiwa "rahshdul qiblah", matahari di atas Kabah

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024