Patut Dicontoh, 6 Keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarga

Maqam Nabi Ibrahim atau jejak kaki Nabi Ibrahim di Masjidil Haram
Sumber :
  • Instagram

VIVA Edukasi – Keluarga Nabi Ibrahim adalah keluarga yang telah dijamin kesalehannya oleh Allah. Ibrahim serta istri dan kedua putranya merupakan orang-orang pilihan yang saleh. Saleh atau ‘shalih’ sendiri memiliki arti memenuhi hak Allah dan hak sesama manusia, tingkatan ini tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu dan amal.

8 Waktu yang Diharamkan untuk Berpuasa Menurut Ajaran Islam

Sosok Nabi Ibrahim sejak dilahirkan hingga akhir hayat selalu menjunjung ketaatan dan ketauhidan yang luar biasa, hal ini dapat menjadi potret ideal dalam keluarga, ada banyak sekali sisi kesalehan keluarga Nabi Ibrahim yang dapat kita teladani, di antaranya hal-hal sebagai berikut:

6 Keteladanan Keluarga Nabi Ibrahim

Didukung Lebih dari 30 Negara, Idul Fitri-Idul Adha Kini Diakui UNESCO sebagai Hari Besar Keagamaan

1. Memegang teguh akidah dan syariat

Dilansir dari laman Islam NU, Nabi Ibrahim sebagaimana nabi-nabi yang lain adalah ma’shum (selalu dijaga oleh Allah) dari kufur atau syirik, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, baik sebelum maupun setelah diangkat menjadi nabi.

Jumlah Pemudik Lebaran Tahun Ini Diprediksi Naik jadi 136,7 Juta Orang

Nabi Ibrahim merupakan sosok yang tidak pernah sedikitpun meragukan ketuhanan Allah. Dia tidak pernah menyembah selain Allah, tidak pernah berdusta dan Nabi Ibrahim tidak pernah memintakan ampunan dosa kepada Allah untuk ayahnya yang musyrik.

2. Berdakwah dengan penuh hikmah

Hal itu tercermin tatkala Nabi Ibrahim mengajak ayahnya untuk masuk ke dalam agama Islam sebagaimana diceritakan dalam QS al-An’am ayat 41-44. Dengan menjaga adabnya ia menjelaskan dengan santun kepada ayahnya mengenai ketauhidan.

Diketahui saat itu ayah dari Nabi Ibrahim merupakan penyembah berhala, Ibrahim mengajak ayahnya untuk menyembah kepada Allah semata, satu-satunya tuhan yang berhak dan wajib disembah.

3. Beramar ma’ruf nahi munkar dengan penuh keberanian

Nabi Ibrahim telah diberi hujjah yang kuat oleh Allah ta’ala sehingga selalu dapat mematahkan berbagai dalih yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam ketika berdebat.

Karena memiliki hujjah yang kuat inilah, Nabi Ibrahim berhasil membungkam para penduduk daerah Harraan yang menganggap bulan, bintang dan matahari sebagai tuhan.

4. Tidak ada yang ia takuti selain Allah

Hal itu dibuktikan ketika Raja Namrud hendak melemparkannya ke dalam api yang berkobar-kobar, Nabi Ibrahim tidak gentar sedikit pun. Ia yakin sepenuhnya bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang memperjuangkan agama-Nya.

5. Berserah diri kepada Allah

Pada peristiwa di mana Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail yang masih bayi di Mekah yang tandus dan tiada sumber air. Karena takwa dan tawakal yang tertanam kuat di hati Ibrahim dan Hajar, akhirnya Ibrahim meninggalkan keduanya karena menjalankan perintah Allah, dan Hajar rela ditinggal di tempat itu.

6. Menjalankan perintah Allah seberat apapun risikonya

Terbukti ketika Allah mewahyukan Ibrahim lewat mimpi, untuk menyembelih putra yang sangat ia cintai (Ismail), tanpa ragu ia bersegera menjalankan perintah itu.

Lalu dengan kemantapan dan keteguhan hati, Nabi Ismail menjawab dengan jawaban yang menunjukkan bahwa kecintaannya kepada Allah jauh melebihi kecintaannya kepada jiwa dan dirinya sendiri

“Ismail menjawab: “Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, in sya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS ash-Shaffat: 102).

Sayyidah Hajar, sang ibu juga dengan kelapangan jiwa menyilakan Nabi Ibrahim bersegera menjalankan perintah itu. Inilah sebuah potret keluarga saleh yang lebih mengutamakan perintah Allah dibandingkan dengan apapun selainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya