Guru SD Lampung Tengah Ikut Webinar Tantangan Hoaks dalam Pendidikan

Guru SD Lampung Tengah Ikut Webinar Tantangan Hoaks dalam Pendidikan
Sumber :
  • Siberkreasi

VIVA – Kemenkominfo Menggelar Webinar Tantangan Hoaks Dalam Dunia Pendidikan, Menyasar Para Guru SD di Lampung Tengah

10 Tips Mencegah Aksi Kekerasan Antar Siswa di Sekolah

VIVA Edukasi - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi para guru Sekolah Dasar di Lampung Tengah.

Kegiatan dilaksanakan secara webinar ini berlangsung Rabu 20 Juni 2022 yang dimulai pukul 09.00 – 11.00 WIB dengan peserta sebanyak 2.817 orang.

Kota Ini Sahkan Undang-undang yang Izinkan Guru Bawa Senjata Api ke Sekolah

Adapun program literasi digital #Makin Cakap Digital ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori Sedang.

Amanda Manopo Murka! Gosip Hoaks Tersebar Luas, Keluarga Sampai Tahu

Selain itu berdasar laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, atau meningkat 15,5% dibandingkan awal tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia.

Dan pandemi yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 telah meningkatkan penggunaan internet dan mempercepat adopsi digital pada kegiatan seharihari. Kegiatan seperti belajar mengajar di rumah, bekerja dari rumah, berbelanja hingga pemeriksaan kesehatan dilakukan menggunakan aplikasi digital.

Kemenkominfo bersama Siberkreasi pun merespons itu dengan program literasi digital nasional yang mengusung tema “Tantangan Hoaks Dalam Dunia Pendidikan.”

Di mana webinar itu menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Webinar ini diawali dengan sambutan dari Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan, yang memaparkan masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.

“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Yang artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan dalam keterangannya yang diterima  VIVA, Jakarta, Kamis (21/7).

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Jhonny G. Plate dalam kesempatan itu menjelaskan jika Kementrian yang dipimpinnya juga fokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan.

“Sejak dilaksanakan pada tahun 2017, program lieterasi digital telah menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat, setidaknya di tahun 2022 ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kementrian Kominfo juga akan berfokus memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar,” jelas Menkominfo.

Untuk webinar Sektor Pendidikan Wilayah Sumatera di Lampung Tengah, tampil sebagai narasumber pertama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Tengah, Syarief Kusen yang membawakan materi Etika Digital yang berjudul “Stop Hoax.”

Ia menyatakan jika seorang pendidik harus membuat konten yang dapat memberikan contoh kepada masyarakat, di mana dalam pembuatan konten harus memiliki etika.

“Guru dan siswa harus dapat memberikan contoh, bapak dan ibu jangan melakukan bullying tindak kekerasan penindasan terhadap orang lain, jangan mengeluarkan informasi yang tidak baik, ponografi, hoaks, penipuan. Saya sangat malu jika kita menyebarkan konten yang tidak benar yang tidak sesuai dengan etika,” kata Syarief Kusen.

Selain Syarief Kusen, terdapat dua narasumber lainnya yakni Eka Y Saputra yang merupakan programer dan konsultan Teknologi Informasi yang membawakan materi Keamanan Digital dengan judul “Aman Bermedia Digital.”

Dalam materinya itu ia memaparkan bagaimana mencegah hoaks, dengan mengontrol emosi, dengan melihat berita dan melihat siapa yang memiliki konten.

“Memikirkan penting tidaknya untuk diri kita, keluarga, dan anak didik, belajar dengan teliti, kita konfirmasi, jika tidak begitu penting abaikan, harus latihan. Jika beda pendapat indonesia adalah negara yang plural, diskusikan dengan cara yang santun,” ujar Eka.

Sedangkan pemateri terakhir yakni Ade Nurma yang merupakan seorang Content Creator dan Key Opinion Leader, tampil membawakan materi Cakap Digital. Ia pun menuturkan jika perkembangan digital sangat cepat apalagi di era pandemi, mempunyai manfaat membuka banyak job opportunity. Ade mencontohkan dirinya yang menjadi seorang penulis review dengan memanfaatkan internet.

“Karena saya hobinya baca buku bahasa inggris, saya menulis review, saya memanfaatkan internet. Kita membangun online present untuk menjadikan bermanfaat untuk diri kita dan orang lain,” ungkap Ade Nurma.

Di akhir sesi webinar, tiga peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian webinar ini sendiri dipandu oleh moderator Indriani Wijaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya