Program Membangun Harapan Indonesia Beri Dukungan Pendidikan untuk Pahlawan Daur Ulang

Yayasan Mahija Parahita Nusantara beri dukungan pendidikan pahlawan daur ulang
Sumber :
  • ist

VIVA Edukasi – Di akhir tahun ini, Yayasan Mahija Parahita Nusantara mengukuhkan komitmen untuk mendukung pendidikan komunitas pahlawan daur ulang melalui penandatanganan Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MOU) terkait dukungan dana operasional dan pembangunan infrastruktur serta pelatihan dasar untuk 5 (lima) sekolah non-formal yang tersebar di daerah sekitar DKI Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek).

Rumah dan Sekolah di Tasikmalaya Juga Rusak Akibat Gempa Garut, 13 KK Terdampak

“Membangun Harapan Indonesia merupakan program dukungan pendidikan bagi anak-anak komunitas pahlawan daur ulang agar mereka mampu mandiri secara berkelanjutan serta memiliki akses pendidikan yang sangat dibutuhkan untuk masa depan generasi muda,” ungkap Suharji Gasali, Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara.

“Program ini memiliki tujuan untuk mengembangkan, mendukung dan menyediakan infrastruktur kepada komunitas pengumpul botol PET paska konsumsi untuk memastikan tingkat kelulusan sekolah yang lebih tinggi juga membangun nilai dan karakter bagi generasi yang tangguh di masa depan,” lanjutnya.

Apakah Sekolah Masih Penting? Apakah Generasi Muda Harus Memiliki Cita-Cita?

Tahun 2024 ini, Mahija Parahita Nusantara telah menandatangani Kesepahaman Bersama dengan 5 sekolah yaitu Air Care, Sekolah Belajar Oki, Sekolah Luminare-Domus, Sekolah Angkol, dan Swara Peduli. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

MTsN 1 Pati Kirim Tiga Siswa ke Thailand untuk Olimpiade Matematika Internasional

Dengan demikian, terdapat 7 (tujuh) sekolah non-formal yang telah diadopsi oleh Mahija Parahita Nusantara melalui program Membangun Harapan Indonesia.

Selain itu, pada kesempatan ini juga dilakukan pendirian Yayasan Rangkul Peduli Sesama dan Yayasan Cahaya Rumah Ilmu Indonesia untuk membantu sekolah non-formal dalam memiliki legalitas sehingga dapat berkembang dalam fungsi akademis dan administrasi.

“Kami sangat mengapresiasi Mahija Parahita Nusantara yang berkomitmen untuk mendukung sekolah non-formal, bukan hanya dari sisi operasional tetapi juga pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendampingan,” ucap Sotar, perwakilan dari Sekolah KDM.

“Diharapkan dukungan ini bisa meningkatkan partisipasi peserta didik dalam setiap tingkat pendidikan karena memang jumlah peserta didik berkurang secara konsisten begitu peserta memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi,” tambahnya.

“Dengan dukungan ini, kami juga berharap dapat membuka peluang untuk berkolaborasi dengan pelaku industri sehingga mampu membuka peluang kemitraan lainnya,” terang Sotar.

Sesuai dengan target pemerintah untuk memberikan kemerdekaan akses bagi masyarakat pra sejahtera kepada pendidikan yang layak, Mahija Parahita Nusantara menginisiasi adopsi sekolah, pemberian beasiswa, sekolah keliling serta menyediakan akses latihan kerja bagi anak-anak komunitas pahlawan daur ulang.

Ditargetkan hingga tahun 2024, sebanyak lebih dari 4.000 siswa bisa mendapat manfaat dari program ini.

Yayasan Mahija Parahita Nusantara adalah sebuah organisasi non-profit yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja sektor informal di bidang pengelolaan sampah, didirikan pada tahun 2021 melalui inisiatif bersama Coca-Cola Europacific Partners Indonesia dan Dynapack Asia.

Yayasan Mahija Parahita Nusantara beri dukungan pendidikan pahlawan daur ulang

Photo :
  • ist

Mahija Parahita Nusantara kini telah tumbuh dan berkembang dengan menjadi mitra bagi 24 Collection Centers di seluruh Indonesia dan merangkul lebih dari 30.000 pahlawan daur ulang (pengumpul botol PET paska konsumsi).

“Dukungan bagi sekolah non-formal merupakan salah satu wujud komitmen kami untuk memberikan taraf hidup yang lebih baik bagi komunitas pengumpul botol PET bekas pakai,” ujar Suharji.

“Kami percaya bahwa dengan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan, anak-anak di komunitas pemulung dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat dan mampu menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” tutup Suharji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya