Artis dan Influencer Ramaikan Pameran Fashion Ramah Lingkungan Slow Move Bazaar

Slow Move Bazaar 2023
Sumber :
  • ist

VIVA LifestyleSlow Move Bazaar is back! Slow Move Bazaar sukses menyelenggarakan bazar keempatnya pada 4 hingga 5 Februari 2023 di AD Premier, TB Simatupang. Bazaar tersebut diramaikan oleh lebih dari seratus tenant dan 4.500 pengunjung lebih.

Menciptakan Produk Berkelanjutan Bukan soal Ramah Lingkungan Saja

Tercatat sejumlah influencer dan artis tersohor hadir di Slow Move Bazaar. Mereka adalah Fujianti Utami Putri, Rebecca Klopper, Fadly Faisal, Sarah Tumiwa, Greta Iren, Lulalahfah dan juga Roy CDC.

Dikatakan pendiri Slow Move Bazaar - Isabella Indrasasana, para artis dan influencer itu hadir untuk berbelanja dan mendukung merek fashion lokal yang ramah lingkungan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Membudayakan Gaya Hidup Ramah Lingkungan dengan Panel Surya

“Mereka datang ke Slow Move Bazaar Vol. 4 karena pastinya ingin shopping dan mendukung merek-merek lokal di mana merek-merek tersebut membantu gerakan ramah lingkungan di Indonesia,” ujar Isabella.

Merawat kulit dari Bahan Vegan

Selain itu, Slow Move Bazaar juga bekerja sama dengan Sony Music untuk mengadakan acara konser musik intimate yang dihadiri oleh penyanyi populer di Indonesia termasuk Jesenn dan Andrea Tanzil.

Menurut Isabella Indrasasana, Slow Move merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggaraan acara dengan tujuan menyediakan platform fisik untuk berkembangnya kultur slow movement di Indonesia. 

“Melalui Slow Move Bazaar saya berharap untuk menerapkan hubungan di antara sustainability dan fashion melalui lifestyle yang kami kurasi agar warga Indonesia bisa jadi bagian dari komunitas peduli lingkungan yang tetap fashionable,” “tutur Isabella.

Perempuan yang akrab disapa Bella itu menuturkan bahwa sampah fashion menjadi alasan dan inspirasinya dalam membentuk gerakan Slow Move. Isabella sendiri lahir dari seorang ayah yang bekerja di perusahaan manufaktur pakaian.

“Dari dulu saya selalu ingin bekerja dalam bidang fashion, untungnya saya bisa mengunjungi pabrik untuk melihat produksi dan bagaimana pakaian dibuat. Namun, ketika saya melihat ke luar jendela, ada sebuah desa besar yang dipenuhi dengan limbah kain yang sebenarnya merupakan salah satu jenis limbah yang paling merusak lingkungan,” lanjutnya.

Lambat laun, Bella menyadari bahwa kain-kain sisa atau sampah fashion itu tidak dapat terurai di alam dan menjadi masalah baru untuk lingkungan.

“Inilah mengapa keberlanjutan adalah nilai inti dari Slowmove, dan itulah yang menjadi jati diri kami. Alasan utama mengapa saya menciptakan Slow Move adalah agar saya dapat mendorong penjual dan pembeli untuk mengubah cara mereka berbelanja dan berjualan dengan cara yang lebih ramah lingkungan,” jelas Isabella.

Fashion Ramah Lingkungan Bukan Sekadar Tren

Kepada media, Isabella yakin bahwa gerakan fashion ramah lingkungan atau sustainable fashion bukan hanya sekadar tren semata.

Misal, tambahnya, gerakan sustainable fashion telah berkembang menjadi sebuah komunitas yang terdiri dari para aktivis muda yang sadar akan fashion dan sadar akan gerakan ramah lingkungan.

Bukan hanya itu, muncul pula kesadaran untuk bangga dan mau menggunakan produk-produk fashion berkelanjutan buatan lokal.

“Kebanggaan dan kepercayaan diri masyarakat Indonesia terhadap produk sustainable fashion buatan lokal sangat berkembang pesat, memberikan merek-merek tersebut alasan untuk terus berkembang dan berekspansi ke pasar internasional,” tambah Isabella.

Ia pun meyakini bahwa produk tersebut telah memenuhi standar di antaranya desain yang tidak lekang oleh waktu, dibuat dengan kualitas tinggi serta mampu mengatasi ancaman persaingan harga fashion cepat saji.

“Hal ini tidak hanya memberikan mereka keuntungan di pasar fashion Indonesia, tetapi juga memberikan mereka kemenangan mutlak. sustainable fashion bukan hanya sebuah jenis fashion, tetapi juga sebuah gaya hidup,” ucapnya.

“Kita harus menganggap sustainable fashion sebagai sebuah penyebab, bukan sebagai tren, karena kita tidak akan maju jika memperlakukannya seperti fast fashion,” jelasnya.

Slow Move Bazaar Vol.4 disponsori oleh Lemon8, MaxDecal & Dripweb serta diramaikan oleh tenan-tenan ternama dari komunitas fashion seperti ErigoX, The Goodsdept, First Time Round, YSA Studios, First Time Round dan tenan-tenan F&B seperti Cafe XXI, Preso Tea, Norou dan Stuja Coffee yang sold out setiap harinya.

Setelah sukses digelar, bazaar multikultural yang kerap diisi dengan fashion show dadakan itu juga diharapkan dapat terus terlibat dalam gerakan fashion berkelanjutan di Tanah Air.

“Mudah-mudahan melalui perkembangan Slow Move Bazaar dalam komunitas fashion dan lifestyle di Indonesia dapat menggerakkan & mempengaruhi lingkungan dengan baik. Kita pantengin bersama aja ya untuk jadwal acara Slow Move Bazaar berikutnya,” pungkas Isabella.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya