Jangan Lupa dengan Filosofi 'Rumah Hidup'

Rumah panggung Woloan.
Sumber :
  • Indonesia.go.id

VIVA – Bermula dari rumah yang menempel pada pohon, kemudian berubah menjadi rumah panjang, dan yang bertahan hingga kini adalah rumah adat Minahasa berbentuk panggung. Hal ini tercatat dalam penelitian Dr WR Van Hoevell asal Belanda dalam penelitiannya pada 1850.

Ikonik karena Jadi Kanvas Kosong bagi Para Kreator

Rumah adat Minahasa berbentuk panggung terdiri dari dua jenis, yaitu berpilar batu (Wale Weiwangin) dan berpilar balok kayu (Wale Meito’tol). Rumah adat Minahasa memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Sulawesi Utara.

Peneliti dan Budayawan Minahasa, Paul Ricardo Renwarin, menyebutnya from Nature to Culture. Menurut dia, memang benar bangunan rumah itu bercorak material-fisik-benda mati. Tapi, di tangan manusia pembangun, yang alami-natural-mati ini diolah dan ditata (cultivate) menjadi ‘hidup’, yaitu ‘rumah hidup’ (the living house).

Alasan Mazda Belum Luncurkan Mobil Listrik ke Indonesia

"Dari mana diperoleh filosofi rumah hidup? Lewat perlakuan khusus. Bisa melalui tindakan, ungkapan dan doa, simbol-simbol dalam proses membangun atau mendirikan rumah. Penting juga memahami alur pembangunan rumah sejak batu pertama sampai rumah siap dihuni. Istilah orang Minahasa acara naik rumah baru," kata dia, Minggu, 31 Oktober 2021.

Sementara itu, Krismanto Kusbiantoro selaku dosen arsitektur dan design interior Universitas Kristen Maranatha, menjelaskan bahwa dalam kasus arsitektur vernakular Asia Tenggara, yang memiliki iklim panas disertai dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi, maka pola yang logis adalah pola shelter/bernaung.

Universitas Pertahanan Bantu Dirikan Rumah Apung dan Rumah Panggung di Pluit, Jakarta Utara

Artinya, memiliki bukaan yang besar untuk udara mengalir, cahaya Matahari masuk ke dalam ruang, dan atap yang lebar serta besar untuk menahan curah hujan yang tinggi.

"Ada tujuh fitur umum hunian tradisional di Asia Tenggara, yakni hunian tripartite, berlantai dengan berbagai ketinggian, atap yang condong keluar, hiasan pada wuwung, atap yang melengkung seperti sadel kuda dan treatment berbeda kayu antara akar dan pucuk," paparnya.

Untuk arsitek rumah panggung Woloan di Tomohon, Sulawesi Utara, merupakan Huniatan Tirpartite karena ada kaki berupa tiang panggung dengan kolongnya, badan rumah berupa dinding dengan jendela dan pintu serta kepala berupa atap pelana.

"Rumah panggung Woloan juga berlantai dengan berbagai ketinggian pada area tertentu, seperti teras kamar mandi lebih rendah. Di tengah arus modernisasi, kearifan lokal dan budaya nasional perlu terus dilestarikan, dipelajari dan dikembangkan menjadi keunggulan nasional," ungkap Krismanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya